Pages

MOTO

Primanet Cangkring, Ikut Berpartisipasi dalam Dunia Pendidikan

Monday 18 April 2016

KUMPULAN CERPEN BHS. ARAB



 CERPEN BERBAHASA ARAB

الضلال
فؤاد هو اسمي. في اليوم أريد أن أذهب إلى جومباع. حيث تعلمت أن أبدأ الدراسة الثنوية حتى العالية. الحق على صيام ثلاثة أيام قبل شهر رمضان المبارك يوم أمس. لدي الفرصة للذهاب إلى معهدي.



يوم الجمعة. ذهبت مع صديقي. غفران اسمه. منذ وقوع الحادث، أصبح عمّ صديقي هو سائق الحافلة الموحلة جمبر - مالاع. ونتبع الحافلة بدون دفع.
وصلنا الى الهدف الأول هو فاسوروان. لقد بدأنا في الساعة الثالثة بعد الظهر حتى الساعة السابعة ليلا. ثم هدفنا التالي هو الى سورابايا. وهكذا اضطرنا للبحث عن الحافلات الجديدة للذهاب إلى سورابايا.
مع الغلاف الجوي ليلة مظلمة وحيدا، ونحن من الصعب العثور على الحافلة. نسير للعثور على مكان ظاهر في الحافلة. يصل عند الساعة التاسعة، وجاء الحافلة من الصدفة  لنا. في نصف واحد عشرة الماضي كنا في سورابايا بوعوراسيه المحطة. و تذهب الحافلة التخصصات جومباع في الساعة الحادية عشر.

من الساعة الحادية عشر. و نظنّ فإنّ الحافلة ستصل في جومباع في الساعة الثانية عشر. لذلك نحن نستريح وتمتع السرير ونقنع نفسنا أن استيقاظنا من النوم  في الساعة الثانية عشر إلا الربوع. ولكن ، لأننا متعب جدا. تبين أن النوم بشكل سليم جدا.
حتى نستيقظ لذلك عندما سمعنا أصواتا عالية من الناس الذين يتكلم بالهاتف على أصدقائه ("يا صديقي, الآن أنا في ماديون! أين أنت؟").

لدينا مفاجأة، ومرتبكة. و نظرت الساعة على الهاتف. و تبين أن الأن الساعة الثالثة صباحا. نحن بطريقة خاطئة. وكان جومباع مرت حوالي ثلاث ساعات تقريبا. نحن الآن في ماديون. و تواجه بعضنا البعض ونضحك معا في حين تتمتع مفاجأة.


ولكننا لا نزال نشعر بالامتنان. لأن في الساعة السابعة صباحا. لقد وصلنا إلى الوجهة في جومباع بأمان. على الرغم من أن تتحول مرة أخرى  بقدر أربع و خمسين درجة.
 

Kesasar

            Nama saya Fuad. Suatu hari aku ingin pergi ke jombang. Tempat aku belajar mulai tsanawiyah sampai aliyah. Tepat pada tiga hari sebelum puasa ramadhan kemarin. aku mempunyai kesempatan  pergi ke pondokku.

Pada hari jum’at. Aku pergi dengan temanku. Namanya Gufron. Karena kebetulan, paman dari temanku ini menjadi sopir bus jurusan jember – malang. Sehigga kita ikut bus yang disopirnya tanpa membayar biaya

Tujuan pertama adalah ke pasuruan. Kita berangkat mulai jam tiga sore hingga jam tujuh kita sampai  di pasuruan. Kemudian tujuan kita selanjutnya adalah ke Surabaya. sehingga terpaksa mencari bus baru

Dengan suasana malam yang gelap dan sepi, kita sulit menemukan bus. kita jalan kaki hingga menemukan tempat yang terlihat oleh bus. sampai  pada jam Sembilan, kebetulan bus datang mendekati kita. Pada jam setengah sebelas kita telah ada di terminal bungurasih Surabaya. Bus jurusan jombang berangkat jam sebelas

Dari jam sebelas. Kita menduga bahwasannya bus akan sampai di jombang pada jam dua belas. Sehingga kita bersantai dan menikmati tidur dan meyakinkan diri akan bangun pada dua belas. Akan tetapi karena sangat lelah. Ternyata tidur kita terlalu pulas. Sehingga kita bangun ketika mendengar suara keras  orang yang menelpon temannya disebelah kiri kita (“ bapak  dimana?, sekarang saya  sudah di madiun!!”). 

Kita kaget, dan bingung. Aku melihat jam di handphone. Ternyata jam telah menunjukkan pukul tiga lebih seperempat. Kita Wrong Way. Jombang telah dilewati sekitar tiga jam yang lalu. Sekarang kita berada di madiun.  kita saling tatap muka sebentar dan tertawa bersama menikmati keheranan.   

Akan tetapi kita tetap besyukur. Karena pada jam tujuh pagi. Kita telah sampai di Jombang dengan selamat. Meski masih putar balik empat puluh lima derajat.  


حكايات - المزارع والملك

   يوم واحد، وهو مزارع يبلغ زرع شجرة مانجو في حديقة منزله. على الفور الملك جنبا إلى جنب مع حراسه مرت بالصدفة أمام تلك الحدائق المزارع القديمة. "لماذا زرع شجرة المانجو، يا المزارع القديمة، في حين تعرف أنك لن تعيش إلى التمتع النتائج لأنه ربما كنت ذهبت عندما نمت؟" طلب من الملك للمزارع. "يا سيدي .." أجاب المزارع، "السلف خادمة، الأب، الجد والبعض الآخر قد زرعت العديد من الأشجار، والموظفين التمتع بثمار محاصيلهم. فجاء عبيد زرع لهم الآن في خادما الشيخوخة، بحيث الأبناء والأحفاد يمكن أحفادنا المانجو خادم لقد زرعت هذه ".
   يسعد الملك لسماع الإجابات على المزارعين في وقت سابق. وقال انه بعد ذلك قال للحراس لإعطاء المزارع كان نقدية تبلغ مائة ألف درهم كمكافأة لعمله. ثم قال هذا المزارع ذكي الذي كان سعيدا لا يلعب، وقال: "يا سيدي ..! خادم خادم فخور جدا لأن الحصول على نتائج من هذا غرس الأشجار على الفور بعد زرع خادما". وكان الملك أكثر حماسا بعد سماع كلام الرجل وأمر من الحراس لإعطاء المزارع مائة ألف درهم لأن الجواب هو ذكي جدا.
   الفلاح هو شخص محظوظ لاثنين من المزايا التي تتمتع بها الملك في لحظات معدودة.

هل جيدة دون النظر الأمل سيكون ما نزرع. يمكن أن يكون الرد من أعمالنا الصالحة أكبر.
Artinya :
Dongeng - Si Petani dan Sang Raja
   Suatu hari, seorang petani yang sudah tua sedang menanam sebuah pohon mangga di kebunnya. Seketika itu Raja beserta para pengawalnya tidak sengaja lewat di depan kebun petani tua tadi. "Kenapa kamu menanam pohon mangga itu wahai petani tua, sedangkan kamu tau bahwa kamu tidak akan bisa hidup untuk menikmati hasilnya karena mungkin saja kamu sudah tiada saat pohon itu tumbuh?" tanya sang Raja kepada petani itu. "Tuanku.." Jawab si petani, "Para pendahulu hamba, bapak, kakek dan yang lain telah menanam banyak pohon, dan hamba menikmati buah hasil tanaman mereka. Maka hamba sekarang menanam mereka di masa tua hamba, agar anak-anak dan cucu-cucu hamba dapat menikmati buah mangga yang saya tanam ini".
   Sang Raja senang sekali mendengar jawaban sang petani tadi. Dan ia kemudian menyuruh pengawalnya untuk memberikan si petani tadi uang sebesar seratus ribu dirham sebagai hadiah atas pekerjaannya. Si petani yang pandai ini pun senang bukan main, dan kemudian ia berkata "Tuanku..! Hamba sangat bangga karena hamba mendapatkan hasil dari menanam pohon ini langsung setelah hamba menanamnya". Sang Raja pun semakin senang setelah mendengar kata-kata petani itu dan ia memerintahkan lagi pengawalnya untuk memberi si petani seratus ribu dirham karena jawabannya yang sangat pandai.
   Sang petani adalah orang yang beruntung karena mendapatkan dua keuntungan dari sang Raja hanya dalam beberapa saat.
Berbuat baiklah tanpa kita berharap imbalan akan apa yang kita tanam. Maka bisa jadi balasan dari perbuatan baik kita lebih besar.

اَلنَّخْلُ أَثْمَرَ السَّنَةَ مَرَّتَيْنِ

مَرَّ أَحَدُ مُلُوْكِ الْفُرْسِ بِشَيْخٍ فَانٍ يَغْرِسُ نَخْلاً وَقَدْ بَلَغَ مِنْ عُمْرِهِ الثَّمَانِيْنَ. فَقَالَ لَهُ مُسْتَغْرِبًا: "أَتُؤَمِّلُ أَنْ تَأْكُلَ مِنْ ثَمَرِ هَذَا النَّخْلِ, وَهُوَ لاَ يَحْمِلُ إِلاَّ بَعْدَ السِّنِيْنَ؟" فَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ السَّعِيْدُ, غَرَسَ السَّابِقُوْنَ فَأَكَلْنَا, أَفَلاَ نَغْرِسُ لِيَأْكُلَ اللاَحِقُوْنَ؟" فَقَالَ الْمَلِكُ: "وَاهًالَكَ!" وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا, فَأَخَذَهُ وَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ الْكَرِيْمُ مَاأَعْجَلَ ثَمَرَ هَذَا النَّخْلُ!" فَاسْتَحْسَنَ جَوَابَهُ, وَقَالَ: "زِهْ, وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا آخَرَ" فَأَخَذَهُ, وَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ الْعَظِيْمُ وَأَعْجَبَ مِنْ كُلِّ سَيْئٍ أَنَّ النَّخْلَ أَثْمَرَ السَّنَةَ مَرَّتَيْنِ!" فَازْدَادَ الْمَلِكُ اسْتِغْرَابًا وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا آخَرَ.

ثُمَّ جَرَّ الْحَدِيْثُ بَيْنَهُمَا أَذْيَالَهُ, وَجَعَلَ الْمَلِكُ يَسْتَطْلِعُ مَاعِنْدَهُ مِنَ الأَخْبَارِ فيِ شَأْنِ الْمَزْرُوْعَاتِ, كَأَنَّهُ يُبَاشِرُهَا مِنْ صِغَرِهِ, وَلَمْ يَزَلْ بِهِ حَتَّى آذَنَتِ الشَّمْسُ, فَهَبَّ
بِالإِنْصِرَافِ وَدَعَا لِلشَّيْخِ بِطُوْلِ الْبَقَاءِ وَعَوْدِ اللِّقَاءِ.

                                    POHON KURMA BERBUAH SATU TAHUN DUA KALI

Seorang raja Persia berjalan melewati seorang kakek tua yang tengah menanam benih pohon kurma, usia kakek itu sekitar 80-an. Sang raja itu bertanya dengan keheranan melihat kakek tua yang tengah menanam benih pohon kurma tersebut. “Apakah Anda bermaksud menuai hasil dari apa yang Anda tanam ini?” Tanya raja Persia tersebut. “Sedangkan Anda sendiri tahu, pohon kurma itu tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa tahun.” Sang raja menambahkan. Kakek tua itu menjawab, “Wahai raja yang agung, paduka tentu tahu bahwa orang-orang yang hidup sebelum kita telah menanam pohon kurma yang kita tuai hasilnya sekarang ini, dengan demikian kenapa kita tidak menanam benih pohon kurma agar generasi kita yang akan dating menuai hasilnya?” sang raja berkata, “Ada-ada saja kakek ini.” Lalu sang raja memberinya hadiah sekantong uang kepada kakek tersebut. Sang kakek menerimanya dan berkata, “Wahai raja yang mulia, alangkah cepatnya benih pohon kurma yang hamba tanam ini berbuah!” sang raja kagum akan analogi kakek itu lalu dia berkata, “Benar juga kek” dan memberinya sekantong uang yang lain. Sang kakek pun kembali menerimanya dan berkata, “Wahai raja yang agung, yang paling menakjubkan adalah pohon kurma itu akan berbuah dua kali dalam satu tahun seperti halnya dua kantong uang yang paduka berikan pada hamba.” Sang raja semakin kagum akan kakek tua itu dan kembali memberinya sekantong uang yang lain.

Kemudian keduanya ngobrol banyak, sang raja menanyakan tentang perihal pertanian, sang kakek pun menjawab mengenai pertanian seakan-akan kakek tersebut telah bertani sejak dia masih kecil. Keduanya terus-menerus ngobrol sehingga tanpa terasa matahari pun mulai terbenam. Maka sang raja pun bersiap-siap untuk pergi dan sebelumnya dia berdoa agar kakek tersebut berumur panjang dan dia dapat bertemu kembali dengannya.

TUJUH PEMUDA PILIHAN ALLAH



TUJUH PEMUDA PILIHAN ALLAH

Jika kita membuka lembaran Islam, kita akan mempelajari betapa Rasulullah S. A. W. memberikan keteladanan, baik ia masih anak-anak, remaja, lebih lebih pada saat ia telah diangkat menjadi Rasul. Dari keteladanan beliaulah kita bisa menjadikannya dasar bagaimana pemuda Islam bersikap agar dicintai Allah dan Rasulnya.
Tidak hanya itu, kita juga tentunya berharap menjadi pemuda yang dicintai masyarakat. Bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan Negara, sebagaimana hadist Rasulullah S. A. W. yang artinya :

 “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.”
Jadi siapakah kira-kira pemuda yang menjadi pilihan Allah dan mendapatkan perlindungan dan anugerah Allah pada hari kiamat kelak?
Rasulullah S. A. W. pernah menjawab pertanyaan tersebut. Rasullah bersabda “Tujuh golongan pemuda yang akan mendapatkan perlindungan disaat-saat tidak ada perlindungan di hari kiamat nanti kecuali perlindungan Allah yaitu :
Sabda Rosul:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ : اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Artinya :

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata. Tujuh golongan tersebut yaitu :
  1. Imam (pemimpin) yang adil.
  2. Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya.
  3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.
  4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.
  5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah.”
  6. Seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.
  7. Dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah (berjatuhan) air matanya.” 
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143 – Fat-h, dan Muslim, no. 1031.

Ulasan :
  1. IMAM (PEMIMPIN) YANG ADIL.  (PEMUDA YANG JUJUR)
Pemuda yang jujur adalah pemuda yang tidak pasik, tidak suka melanggar larangan Allah, yang bener-benar berjuang untuk kemajuan ummat, juga bertanggung jawab atas kemajuan ummat Fiddunya Wal Akhirat.
Merujuk dari sifat Rasulullah, orang yang paling mulia dan dihormati serta disegani karena kejujurannya. Pada suatu ketika seorang sahabat bertanya pada Siti Aisyah, wahai Aisyah, bagaimana akhlak Rasulullah? Aisyah menjawab : Akhlak RAsulullah adalah Al Qur’an dan salah satu isinya adalah sifat jujur. Demikian pula RAsulullah membawa dagangan seorang janda bernama Khadijah. Karena kejujuran beliau perdagangannya maju pesat. Sampai-sampai Siti Khadijah tertarik padanya, yang pada akhirnya mereka menjadi suami istri.
Jika sifat jujur ini diterapkan oleh setiap pemuda lebih-lebih kepada seluruh umat maka dari sanalah tercipta ketentraman, kedamaian dan keadilan. Allah pun akan meridhoi dan melindunginya.

2.     PEMUDA YANG TEKUN DALAM BERIBADAH PADA ALLAH
Seorang pemuda yang akan mendapatkan pertolongan dan pengampunan dari Allah adalah pemuda yang yang disamping giat belajar memperdalam ilmu pengetahuan dan dan mencerdaskan pikirannya juga tidak lupa beribadah yang tekun pada Allah. Disamping untuk ketenangan dan ketentraman bathin, bahkan ini juga merupakan solusi terbaik untuk dapat pemecahan masalah.

3.   SEORANG PEMUDA YANG HATINYA SELALU TERGANTUNG PADA MESJID.
        Mesjid adalah lambang tempat beribadah seorang muslim pada Allah S. W. T. seorang pemuda yang selalu merindukan, menghargai, dan tergantung pada mesjid inilah yang akan mendapatkan pertolongan dan pengayoman dari Allah. Seorang pemuda yang selalu tergantung pada mesjid akan berusaha memakmurkan mesjid, membantu kepentingan dan kebutuhan mesjid.

4.     DUA PEMUDA YANG BERKASIH SAYANG KARENA ALLAH.
        Dua pemuda yang saling berkasih saying karena Allh, akan memdapatkan pertolongan Allh S. W. T. dua orang saling membantu demikian kebaikan dan kebenaran, saling menasehati, saling mengingatkan, saling berlomba dalam mengerjakan kebaikan. Orang yang demikian inilah orang yang tidak akan dirugikan oleh waktu, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ashar ayat 2 – 3 yang artinya : ‘Sesungguhnya manusia ini dalam kerugian, kecuali orang beriman dan beramal shaleh dan berwasiat (nasehat-menasehati) dalam kebenaran dan kesabaran”.

5.     SEORANG PEMUDA YANG MENOLAK UNTUK BERZINA.
        Pemuda yang ini benar2 mengetahui batas2 pergaulan sehingga ia menjaga dirinya jangan sampai terjerumus ke lembah kemaksiatan seperti berbuat zinah. Ini merupakan pemuda yang bertaqwa kepada Allah meskipun wanita yang sangat cantik menggodanya dan mengajaknya untuk berbuat zinah. Tetapi karena takut kepada Allh, maka ia tidak menuruti hawa nafsunya. Karena ia yakin dimanapun ia berada dan apapun yang diperbuatnya pasti Allah akan mengetahuinya
Firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 32 yang artinya : “Janganlah kamu mendekati zinah sesungguhnya zinah itu merupakan perbuatan yang keji dan suatu jalan yang amat buruk”.

6.     PEMUDA YANG MENYEMBUNYIKAN SEDEKAH
Banyak orang yang bersedekah, tetapi jarang yang tidak memamerkan sedekahnya itu. Perbuatan memamerkan ini disebut riya. Orang yang mendapat pertolongan Allah nanti adalah orang yang senantiasa bersedekah tetapi tidak mengiringinya dengan riya. Ia melakukannya ikhlas karena Allah bukan karena mengharapkan pujian dari manusia. Ibarat IIa memberikan dengan tangan kanan tetapi tangan kirinya tidak mengetahuinya.

7.     PEMUDA YANG SENANTIASA INGAT KEPADA ALLAH DIWAKTU SUNYI DAN SENYAP SAMPAI IA MENCUCURKAN AIR MATA.
                Pemuda yang hatinya lembut, jika ia ingat kepada Allah, apalagi ingat akan siksaNya yang amat pedih di akhirat nanti, kadang ia mengingat betapa hina dirinya di hadapan Allah, betapa bayak dosa yang telah ia perbuat, apakah ia akan selamat dari siksaNya di kiamat kelak, maka dengan mudah ia mencucurkan air matanya. Pemuda macan inlah yang akan mendapatkan pertolongan Allah kelak di akhirat. Semoga kita termasuk ke dalam golongan pemuda yang akan mendapatkan pertolongan dan naungan Allah di hari kiamat kelak. Amin.

Catatan :
      Golongan lain yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala adalah orang yang memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutang kepadanya atau memutihkan hutang darinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ

“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan membayar hutang atau memutihkan hutang orang tersebut, niscaya Allah akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari Kiamat).”

Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 3006.

-         Semoga Bermanfaat   -

CONTOH PIDATO BAHASA ARAB DAN ARTINYA



MENUNTUT ILMU

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

أيها الحاضرون والحاضرات!
أقول فى ابتدآء هذه الفرصة الثمينة بأجزل الشكر والاءحترام, وفى هذه المناسبة, سأتكلم عن خطبتي تحت الموضوع: طلب العلم


اعلموا أيها الاءخوة والأخوات! أن طلب العلم واجب وفرض عين على كل مسلم ومسلمة. سوآء كان ذكرا أو نسآء, صغيرا أو كبيرا, كما قال به رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة.


أيها االطلبة!
ومن هذا الحديث الشريف, نستطيع أن نستنبط بأن العلم أمر مهم فى حياتنا. نحن من الاءنسان قد أكرمه الله لنا العقل, حتى نستطيع أن نتصور سآئر المخلوقات. هو الذى يفرق بينناوبين الحيوان وحتى الملآئكة, والجن وغيرهم.وبالعلم ايضا, فضل الله بني أدم بعلو درجات أولى العلم على سآئر غيره, كما قاله: يرفع الله الذين أمنوا والذين أوتوا العلم درجات.

أيها المستمعون والمستمعات!
أن طلب العلم لا يحدد به الأماكن والأوآن, ولآ مدن أو بلدانا,لأن الهدف الأقصى لحيات الناس ليس الا لنيل السعادة الدنيوية والأخروية. ولا يمكن للناس ان ينال السعادة الا به, سواء كانت سعادة الدنياوي أو السعادة الأخروي.

 لذالك, من كان يريد أن يكون سعيدا فى دنياه, فوجب عليه أن يجتهد فى طلب علمه. كمن يريد أن يعرف الكمبيوتر أو الهواتف المحمولة مثلا, فلزم عليه أن يتعمق فى علم الاءلكترونى. فكيف الناس الذي يريد سعادة الأخرة, ولكن يتكاسل فى طلب علم الأخرة..؟؟؟

بالصراحة, أن الأجيال فى يومنا رجال غده فى الآجال, فلزم على كل طالب العلم أن يشدد وأن يجاهد فى طلب علمه. فقد قال النبي فى حديثه: من أراد الدنيا فعليه بالعلم, ومن أراد الأخرة فعليه بالعلم, ومن أرادهما فعليه بالعلم.(صدق رسوله الأمين)


أيها الحاضرون والحاضرات رحمكم الله!
ربما كفيت هنا خطبتي, ان وجدتم مني الصواب فاءنما هي من فضل ربنا, وان وجدتم مني الأخطآء فهي من نقآئص نفسي. وأخيرا, أقول لكم شكرا بلا غاية وحمدا بلا نهاية. و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Menuntt Ilmu
 Assalamualaikum Wr.Wb.
Mengawali ungkapan saya dalam waktu yang sangat berharga ini, segenap rasa terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga, dan dalam kegiatan ini saya akan ketengahkan perbincangan dalam pidato kali ini, dengan tema: Mencari Ilmu.

Perlu anda ketahui para sahabat dan sahabati, bahwa sesungguhnya mencari ilmu adalah sesuatu yang urgen sifatnya dan wajib hukumnya. Baik dia muslim ataupun muslimat, laki-laki maupun perempuan, remaja ataupun dewasa. Sebagaimana yang telah Rasulullah sabdakan: mencari ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim laki-laki, dan muslim perempuan.

Para Santri!
Berdasarkan hadits ini kita dapat simpulkan, bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan adalah sangat penting dalam realitas kehidupan kita. Sebagai manusia, Allah telah muliakan kita dengan rasio (akal) yang dengannya pula kita dapat mengamati perbedaan mendasar dengan makhluk lainnya. Akal itu pulalah yang membedakan kita sebagai manusia dengan hewan misalnya, bahkan dengan para malaikat sekalipun, hingga para jin dan mahluk lainnya. Dengan ilmu pula Allah akan mengangkat derajat, kedudukan, prestise dirinya melebihi manusia lainnya. Seperti firman Allah dalam Al Quran: Allah akan mengangkat mereka yang beriman, dan orang-orang yang memiliki ilmu dengan kedudukan (derajat).

Para Mustami’in dan Mustami’at!
Sungguh mencari ilmu itu tidaklah dibatasi oleh waktu dan tempat, tidak pula kota maupun belahan negara. Karena sesungguhnya esensi atau tujuan utama dalam kehidupan manusia ini, tidak lain adalah demi tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan mustahil kiranya kebahagiaan yang dicita-citakan itu dapat terwujud kecuali dengan ilmu, apakah itu kebahagiaan yang bersifat duniawi, lebih-lebih kebahagiaan yang bersifat ukhrawi.

Oleh karena itu, siapa saja yang menginginkan kesuksesan di dunia ini maka iapun wajib hukumnya mengetahui keterkaitan ilmu di dalamnya. Contoh kecil, orang yang ingin tahu tentang perangkat komputer, atau handphone misalnya maka iapun harus tahu secara detil tentang masalah yang berhubungan dengan elektronik. Lalu bagaimana jadinya, jika seseorang menginginkan kebahagian abadi kelak akhirat, padahal ia sendiri malas untuk mempelajarinya?????

Jelasnya, bahwa generasi (pemuda) saat ini adalah calon pemimpin di kemudian harinya. Maka tak ada penawaran yang lain, kecuali mereka harus fokus dan berdedikasi tinggi dalam mencari ilmu. Nabi telah bersabda dalam haditsnya: Barang siapa yang menginginkan dunia, maka ia harus berilmu. Siapa saja yang memimpikan akhirat, maka iapun wajib berilmu. Dan barang siapa yang mengharapkan keduanya (dunia dan akhirat), maka ia harus berilmu. (Benarlah perkataan Rasulullah yang terpercaya).

Para Hadirin dan Hadirat yang dirahmati Allah!
Saya kira cukup sekian pemaparan yang dapat saya kemukakan dalam pidato ini, jika anda temukan banyak terpercik kata-kata mengandung nilai kebenaran, semuanya tak lebih adalah karena anugerah Allah semata. Namun jika di sana-sini masih tersimpan banyak kekurangan, semua itu adalah karena ketidaksempurnaan dan kelemahan diri yang saya miliki.
Yang terakhir, segenap syukur tak terhingga, segala puji tiada batasnya. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Konsep Islam Tentang Persudaraan

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم، الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ اَنْ لَاإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْن، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
 .
حَضَرَةُ المُكَرَّم وَالمُخْتَرَمِ مُدِيْرُ المَعْهَد نور الهدى
أَيُّهَا الاَسَاتِذَةُ الكِرَامِ !
وَأَيُّهَا الإِخْوَان الاَحِبَّاءُ !
أَوَّلاً، حَمْدًا وَشُكْرًا إِلىَ اللهِ تَعَالَى الَّذِي قَدْ أَعْطَانَا رَحْمَةً وَبَركةً وَهِدَايَةً حَتَّى نَجْتَمِعَ فِي هَذَا المَكَانِ المُبَارَك. وَثَانِيًا، هَيَّا بِنَا أَنْ نُصَلِّيَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم الَّذِى قَدْ أَخْرَجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. وَآخِرًا، أَقُوْلُ شُكْرًا كَثِيْرًا إِلىَ رَئِيْسِ الجَلَسَةِ الَّذِى قَدْ أَعْطَانِي وَقْتًا ثَمِيْنًا لِأَخْطُبَ بَيْنَ يَدَيْكُمْ أَجْمَعِيْنَ تَحْتَ المَوْضُوْعِ:
فِكْرَةُ الإِسْلاَمِ فِى الإِخْوَةِ البَشَرِيَّةِ
إِخْوَانِي المُسْلِمُوْنَ السُّعَدَاء....
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم.. كَانَتْ تَعَالِيْمُ الإِسْلاَمِ العَالَمِيَّةُ مَذْكُوْرَةً فىِ هَذِهِ الاَيَةِ. فَالإِسْلاَمُ يَكْرَهُ التَّفْرِيْقَ فِى الِجنْسِ وَالدَّرَجَةِ وَاللَّوْنِ وَالمَكَانِ. وقال الله تعالى فى القرآن الكريم "وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِى آدَمَ “ وَكَذَلِكَ فَقَدْ أَكَّدَ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم عَلَى إِيْجَادِ المَسَاوَاةِ وَالإِتِّحَادِ بَيْنَ النَّاسِ. وَفَضْلاً عَنْ ذَلِكَ فَقَدْ أَكَّدَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ محمد صلى الله عليه وسلم عَلَى تَحْقِيْقِ حُقُوْقِ الجِوَارِ عَلَى الجَارِ الأَخَر بِدُوْنِ النَّظْرِ إِلىَ أَسَاسِ الدِّيْنِ وَالإِعْتِبَارَاتِ الأُخْرَى، بَلْ هُنَاكَ اَحَادِيْثُ أُخْرَى تَحَثُّنَا عَلىَ اَنْ نُعَامِلَ الجَارَ مُعَامَلَةً طَيِّبَةً، وَذَلِكَ يَشْمُلُ الِجَوارُ غَيْرَ الْمُسْلِمِيْنَ.
هَذَا التَّعْلِيْمُ الكَرِيْمُ لَيْسَ أَلْفَاظًا ُتُقَالُ بَلْ عَمَلٌ وَتَطْبِيْقُ يَقِيْنٍ، وَلاَ شَكَّ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم قَدِ اتَّجَرَ مَعَ الْكَافِرِيْنَ المُعَارِضِيْنَ لَهُ فِى مَكَّةَ عَلىَ أَسَاسٍ سِلْمِيِّ.
إخواني المحترمون!
وَكَذَلِكَ كَانَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم يَحْفَظُ المُعَامَلَةَ الشَّخْصِيَّةَ الطَّيِّبَةَ مَعَ اليَهُوْدِيِّ فِى المَدِيْنَةِ المُنَوَّرَةِ وَلَوْ كَاُنوْا يُعَارِضُوْنَ بِعْثَتَهُ الكَرِيْمَةَ. وَقَدْ زَارَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم بُيُوْتَهُمْ وَشَارَكَهُمْ فِى الحُزْنِ وَالفَرَحِ. وَفَوْقَ ذَلِكَ فَقَدْ حَقَّقَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم مُعَامَلَةَ التِّجَارَةِ مَعَ بَعْضِهِمْ. وَنَضْرِبُ لَكُمْ مَثَلاً حِكَايَةً مَشْهُوْرَةً عَنْ سَيِّدِنَا عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَالأَعْمَى العَجُوْز.
فِى يَوْمٍ مِنَ الأَيَّامِ رَأَى سَيِّدُنَا عُمَرُ بْنُ الخَطَّاب رضي الله عنه شَيْخًا أَعْمَى اَمَامَ بَيْتٍ يَتَكَفَّفُ الصَّدَقَةَ فَقَرَعَ عَاتِقَهُ بِلُطْفٍ وَسَأَلَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ أَجَابَ الأَعْمَى اليَهُوْدِيّ الجِزْيَةُ وَالفَقْرُ وَالشُّيْخُوْخَةُ. فَحَمَلَهُ سيدنا عمر بن الخطاب رضي الله عنه إِلَى بَيْتِهِ وَأَعْطَاهُ كُلَّ شَيْئٍ عَلَى قَدْرِ اسْتِطَاعَتِهِ لِسَدِّ حَاجَتِهِ المُسْتَعْجَلَةِ وَفَرَجِهِ وَغَيْرِهِ مِنَ الَّذِيْنَ عَاشُوْا كَعِيْشَتِهِ مِنْ دَفْعِ الجِزْيَةِ وَأَمْرِ أن أجرة محافظتهم وحمايتهم من بيت مال الدولة الإسلامية.
وَبِالإِخْتِصَار، فَالإِسْلاَم يَرَى البَشَرِيَّةَ كَأُخُوَّةٍ عَظِيْمَةٍ. وَتَحْتَ هَذِهِ الأُخُوَّةِ كَانَ جَمِيْعُ النَّاسِ مُتَسَاوِيْنَ وَلَهمْ حَقُّ سَوَاءٍ فِى الإِحْتِرَامِ والإِكْرَام كَمَا أَنَّ لَهُمْ حَقًّا فِى المُعَامَلَةِ الطَّيِّبَةِ وَالفُرْصَةِ المُتَسَاوِيَةِ.
إخواني السُّعَدَاء!
الإِسْلاَمُ يَحْتَرِمُ إِحْتِرَامًا فَائِقَ التَّنَوُّعِ فِى لَوْنِ الجِلْدِ وَاللِّسَانِ وَالنَّسَلِ وَالتَّجْرِبَةِ بَلْ فِى الإِعْتِقَادِ.
وَعَلَى أَسَاسِ الأُخُوَّةِ البَشَرِيَّةِ فَكَانَ جَمِيْعُ النَّاسِ فِى العَالَمِ اَعْضَاءُ الأُمَّةِ الوَاحِدَةِ أي الأُمَّةُ الإِسْلَامِيَّة. وَعَلَى ذَلِكَ كَانَتِ الأُمَّةُ الإِسْلَامِيَّةُ مُرْتَبِطِيْنَ بِرَابِطَةِ الجِنْسِ العَامِّ وَالاَهَمِّيَّةِ العَامَّةِ. وَعَلَى عَكْسِ ذَلِكَ يَكْرَهُ الإِسْلَامُ كُلَّ مُحَاوَلَةِ تَفَرُّقِ هَذِهِ الرَّابِطَةِ إِلَى الفِرَقِ الكَثِيْرَةِ إِمَّا فِى الإِعْتِقَادِ وَإِمَّا فِى الشَّعْبِيَّةِ.
لِضَيْقِ الوَقْتِ فِى إِلْقَاءِ المَسْأَلَةِ المُهِمَّةِ. فَالآن أَخْتَتِمُ خُطْبَتِي رَاجِيًا مِنَ الجَمِيْعِ تَقْوِيَةَ هَذِهِ الأُخُوَّةِ. فَاالعَفْوُ مِنْكُمْ وَآخِرًا أَقُوْلُ لَكُمْ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Artinya :

Yang saya hormati dan semoga Allah muliakan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda,
Dewan guru yang terhormat,
Para saudara-saudaraku yang saya cintai.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Shalawat beriring salam mari kita curah limpahkan ke jungjunan alam Nabi Muhammad saw. yang telah mengeluarkan manusia dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Mc yang telah memberikan waktunya untuk menyampaikan pidato dihadapan kalian semua dengan judul:”Konsep islam tentang Persaudaraan”
Allah swt. telah berfirman dalam Al-Qur’an:
 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ...الأية
Artinya: “Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan kemudian kami jadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah yaitu orang yang paling bertaqwa”.
Dalam ayat ini disebutkan ajaran-ajaran islam diantara bahwa islam tidak menyukai/benci terhadap adanya diskriminasi jenis kelamin, pangkat, warna kulit dan kedudukan.  Dan sungguh telah kami muliakan anak keturunan Nabi Adam, demikianlah Nabi kita Muhammad saw telah menegaskan tentang persamaan dan persatuan diantara manusia. Di samping itu, nabi menegaskan mengenai pentingnya untuk mewujudkan hak-hak tetangga tanpa memandang agama dan faktor-faktor yang lainnya, bahkan ada hadits lain yang menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan tetangga secara baik dan ini mencakup tetangga yang non-muslim.
Ajaran islam ini bukanlah hanya omong kosong belaka, akan tetapi perlu realisasi dan aplikasinya. Tidak diragukan lagi bahwa Nabi berdagang dengan orang-orang kafir yang menentangnya di Mekkah secara baik.
Demikian juga Nabi memelihara pertemanan yang baik dengan orang-orang yahudi di Madinah Al-Munawwarah walaupun mereka menentang akan kerasulannya. Nabi mengunjungi rumah-rumah mereka dan bekerja sama dengan mereka dalam suka dan duka, disamping itu nabi mengadakan transaksi perdagangan dengan sebagian mereka. Kami akan berikan kamu contoh cerita yang terkenal tentang sayyidina umar dan orang tua yang buta.
Pada suatu hari sayyidina umar melihat orang tua yang buta di depan rumahnya sedang mengemis minta-minta kemudian mengetuk pintu dengan pelan-pelan. Beliau bertanya: siapa kamu? Orang tua buta itu menjawab saya orang yahudi yang fakir sudah tua renta, dan saya harus membayar upeti. Kemudian umar membawanya ke rumah dan memberinya segala kebutuhannya untuk dapat memenuhi keperluannya sehari-hari seperti orang lain yang hidup dan membayar upeti kepada baitul mal karena hidup di Negara islam.
Ringkasnya, bahwa islam memandang kemanusian sebagai persaudaraan yang besar. Dibawah persaudaraan ini semua manusia setara dan mempunyai hak yang sama dalam kehormatan dan kemulian sebagaimana hak mereka dalam pergaulan yang baik dan kesempatan yang sama.
Islam menghormati keaneka ragaman warna kulit, bahasa dan ras bahkan dalam keyakinan. Atas dasar persaudaraan maka semua manusia di dunia merupakan satu anggota keluarga yaitu umat islam, oleh karena itu, umat islam diikat oleh ikatan jenis dan kepentingan yang umum. Sebalikanya islam benci terhadap segala usaha dalam mempecah-belahkan suatu ikatan/persatuan menjadi kelompok-kelompok baik dalam keyakinan ataupun golongan.
Karena waktu yang diberikan kepada saya hanya sebentar maka saya tutup pidato saya ini dengan harapan mudah-mudahan kita selalu menjaga persaudaran baik sesama umat islam maupun dengan non-islam. Terakhir, saya mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.




Pembasmian Narkotika dan obat-obat terlarang.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ فَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ اَشْرَفِ اْلاَنْبِياَءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ إِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ سَيِّدِ الْمُؤْمِنِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أَمَّا بَعْدُ.
فَياَ اَيُّهاَ الْخُطَبَاءُ الْكُرَمَاءُ ،
وَياَإِخْوَانِىْ رَحِمَكُمُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ
  .
اَوَّلاً هَياَّ نَشْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لِاَنَّ بِعِناَيَتِهِ وَبِرَحْمَتِهِ نَسْتَطِيْعُ اْلآنَ اَنْ نَجْتَمِعَ فِى هذاَ الْمَكاَنِ الْمُبَارَكِ. وَلاَ اَنْسَى أَنْ اَشْكُرَ رَئِيْسَ الْجَلَسَةِ عَلَى الْفُرْصَةِ الْمَحْدُوْدَةِ الَّتِىْ اَعْطَانِيْهَا لاُلْقِيَ الْخُطْبَةَ فِى هذِهِ السَّاعَةِ.
اَيُّهَا اْلاِخْوَة
"كاَنَ فِى الْغُرْفَةِ اَلشَّابُّ ، هُوَ يَجْلِسُ فِى زَاويَةِ اْلغُرْفَةِ بِوَجِهٍ شَدِيْدِ كَدَارَةِ اللَّوْنِ، وَعِظَامُ جِسْمِهِ تَمْرُضُ ، وَبَدَنُهُ تَخْفُقُ ، وَذَوْبَةُ اَنْفِهِ تَخْرُجُ ، اَحْيَاناً يَضْحَكُ ، وَاَحْياَناً هُوَ يَبْكِى ، وَيَصِيْح ُوَيَصْرَحُ وَيَتَأَوَّهُ."
أَيُّهَا اْلاِخْوَة ذلِكَ الشَّابُّ الَّذِىْ قَدْ وَقَعَ إِلىَ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ اْلمُحَرَّمَةِ. يَضْحَكُ حِيْنَ يَجِدُ الْمُخَدِّرَةَ ويَبْئَسُ حِيْنَ لاَ يَجِدُهَا.
أيها الاخوة، مِنَ التَّزْيِيْنِ اَنِفًا، أُرِيْدُ أَنْ اُلْقِىَ الْخُطْبَةَ بِالْمَوْضُوْعِ :
"إِسْتِئْصَالُ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَمَّةِ "
كَمَا عَرَفْناَ جَمِيْعاً أَنَّ الشَّبَابَ يَقُوْمُوْنَ بِدَوْرٍ هَامٍّ فِى تَرْقِيَّةِ الشُّعُوْبِ وَتَقَدُّمِهِمْ.  فَهُمْ اَمَلُ اْلاُمَّةِ الَّذِيْنَ سَيُجَاهِدُوْنَ لِمُسْتَقْبَلِ بَلَدِنَااْلبَاهِرِ . فَهُمْ اَيْضًا اَمَلُ ْالاِسْلاَمِ الَّذِيْنَ سَيُضَحُّوْنَ اَنْفُسَهُمْ لِتَطْبِيْقِ تَعَالِيْمِهِ فِى المُسْتَقْبَلِ كَمَا قَالَ النَّبىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ فِى يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرَ اْلأُمَّةِ وَفِى اَقْدَامِهِمْ حَيَاتَهَا. وَبِهذَا كُنَّا نَعِىْ أَنَّ الشَّبَابَ سَوْفَ يَقُوْمُوْنَ بِدَوْرِ هَامٍّ فِى الْمُسْتَقْبَلِ .
لَكِنْ لَلاَسَفِ كُناَّ نُشَاهِدُ كَثِيْرًا مِنْ اَصْحَابِناَ مِنَ الشَّباَبِ اْلآنَ، يَتَجَاوَزُوْنَ عَنْ اَحْكَامِ دِيْنِ اْلاِسْلاَمِ وَلاَيَهْتَمُّوْنَ بِالتَّرْبِيَّةِ وَالتَّعْلِيْمِ وَيَتَخَلَّقُوْنَ بِاْلاَخْلاَقِ السَّيِّئَةِ . كَمَا شَاهَدْناَ فِى التِّلْفَاذِ ، اَوْ سَمِعْناَ فِى الْمِذْياَعِ ، أَوْ قَرَأْناَ فِىالْجَرِيْدَةِ أَنَّ كَثِيْرًا مِنَ الشَّباَبِ الَّذِيْنَ يَشْرَبُوْنَ الْخَمْرَ وَيَأْكُلُوْنَ الْمُخَدِّرَةَ وَاْلاَفْيُوْنَ وَغَيْرَ ذلِكَ مِنَ اْلاَدْوِيَاتِ اْلمُحَرَّمَةِ . وَكَمَا سَمِعْتُ فِى SCTV أَنَّ حَوَالَىْ ثَلاَثَةَ مِلِيُوْن مِنْ اَصْحَابِناَ مِنْ شَباَبِنَا قَدْ سَقَطُوْا إِلَى سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ. مَا شَاء اللهُ تَبَارَكَ اللهُ. أَيُّهَا اْلاِخْوَة هذَا اْلآنَ ، وَلَكِنْ كَيْفَ فِى السَّنَةِ اْلآتِيَةِ؟ كَيْفَ فِى السَّنَوَاتِ الْقَادِمَةِ؟ كَمْ جُمْلَةُ الشَّبَابِ الَّذِيْنَ سَيَقَعُوْنَ إِلىَ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ.
كُناَّ لاَ نَسْتَطِيْعُ أَنْ نَتَفَكَّرَ وَنَتَصَوَّرَ مَاذاَ سَوْفَ يَقَعُ فِى الْمُسْتَقْبَلِ ؟ وَكَيْفَ بَلْدَتُنَا هذِهِ فِى الْمُسْتَقْبَلِ ، إِذاَ كاَنَ جَمِيْعُ أَصْجَابِناَ يُخْدَعُوْنَ بِالْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَات الْمُحَرَّمَةِ ؟
إِذَنْ ، كَيْفَ نُقْبِلُ إِلىَ هذِهِ الْمَسْئَلَةِ ؟ أَيْوَهْ ، أَيُّهَا اْلاِخْوَة. فِىْ هذِهِ فُرْصَةٍ سَعِيْدَةِ ، سَأُقَدِّمُ لَكُمْ ثَلاَثَةَ طُرُقٍ اَوْ اَحْوَالٍ لِتَوْجِيْهِ وَضَرْبِ هذِهِ الْمَسْئَلَةِ.
اْلأَوَّلُ ، يَجُوْزُ إِلَيْناَ أَنْ نَغْرِسَ اْلاِيْمَانَ وَالتَّقْوَى ، خَاصَّةً ، لِكُلِّ اْلاُسْرَةِ. يَجِبُ عَلىَ كُلِّ اْلاُسْرَةِ  وَعَلىَ كُلِّ الْوَالِدِ اَنْ يَغْرِسَ اْلاِيْمَانَ وَالتَّقْوَى عَلَى اَوْلاَدِهِ مُنْذُ صِغاَرِهِمْ . ِلاَنَّ الْوَالِدَ يَلْعَبُ دَوْرًا مُهِمًّا فِىْ تَشْكِيْلِ شَخْصِيَّةِ اَوْلاَدِهِ . كَماَ قاَلَ النَّبىُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَانِهِ اَوْ يُمَجِّسَانِهِ . ايها الاخوة، بَعْدَ أَنْ نَسْمَعَ الْحَدِيْثَ اَنِفًا، نَفْهَمُ أَنَّ الْوَالِدَ يَجِبُ أَنْ يُؤَدِّبَ وَيُعَلِّمَ اَوْلاَدَهُ بِاْلاِسْلاَمِ بِاْلاِيْمَانِ وَالتَّقْوَى . ِلاَنَّ بِاْلاِيْمَانِ وَالتَّقْوَى اللَّذَانِ غَرَسَا مّنْذُ صِغَارِهِمْ ، فَهُمْ سَيَكُوْنُوْنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ الْقَوِيِّيْنَ ِلاِعْتِصَامِ تَعْلِيْمِ اْلاِسْلاَمِ وَسَكُوْنُوْنَ مِمَّنْ لاَيُرَاوَدُوْنَ وَلاَ يُوَسْوَسُوْنَ بِرِوَادِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ.
اَلثَّانِىْ ، يَجُوْزُ إِلَيْنَا أَنْ نَتَّحِدَ . ِلاَنَّ بِاْلاِتِّحَادِ سَنَسْتَطِيْعُ أَنْ نَسُدَّ وَنُزْيِلَ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ الْمُحَرَّمَةِ مِنَ بَلْدَتِنَا هذِهِ. كَمَا قَالَ تَعَالَى : وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّلاَتَفَرَّقُوْا. ايها الاخوة. اَمْرٌ شَعْبٌ وَثَقِيْلٌ سَيَكُوْنُ سَهْلاً وَيَسِيْرًا بِاْلاِتِّحَادِ. إِذاَ يَتَّحِدُ الْمُجْتَمَعُ اَوْ أَهْلُ اْلقَرْيَةِ  وَاْلاُمَرَاءُ وَاْلعُلَمَاءُ وَمُنَظَّماَتُ الشَّبَابِيَةِ كُلُّهُمْ ِلإِزَالَةِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ الْمُحَرَّمَةِ . فَلاَ يَشْجُعُ مَسِيْلُوْنَ اَوْ بَائِعُوْنَ اَوْ مُدِيْرُوْنَ الْمُخَدِّرَةَ وَاْلاَدْوِيَةَ الْمُحَرَّمَةَ لِدُخُوْلِ بَلْدَتِنَا هذِهِ. هُمْ سَيَفِرُّوْنَ وَيَهْرَبُوْنَ مِنْ بَلْدَتِنَا. وَسَنَكُوْنُ اَمِنِيْنَ مِنْ اَخْطَارِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ.
اَلثَّالِثُ ، هَيَّا نُعِيْنُ اَصْحَابَناَ اَوْ جِيْرَانَنَا اَوْ اِخْوَاتَنَا الَّذِيْنَ قَدْ وَقَعُوْا فِىْ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ. كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى . وَكَمَا قَالَ النَّبِىُّ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَاِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذلِكَ اَضْعَافُ اْلاِيْمَانِ. بِهذَاالدَّلِيْلِ، ايها الاخوة . نَفْهَمُ وَنُحِسُّ اَنَّنَا يَجِبُ اَنْ نُعِيْنَ اَصْحَابَناَ وَجِيْرَانَناَ وَإِخْوَاتَنَا وَمَنْ حَوَالَيْنَا الَّذِيْنَ وَقَعُوْا فِىْ سَهْلِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَةِ الْمُحَرَّمَةِ. هَيَّانَدْعُوْهُمْ وَنَنْصَحُهُمْ اَنْ يَرْجِعُوْا إِلىَ طَرِيْقِ دِيْنِ اْلاِسْلاَمِ. هَيَّا نَجْعَلُهُمْ اَنْ يَشْعُرُوْا بِالْوَعْيِ عَلَى أَنَّ السُّرُوْرَ وَالنِّعْمَةَ وَاْلفَرْحَةَ الَّتِىْ يَجِدُوْنَ مِنَ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ اُخْدُوْعَةٌ لاَحَقِيْقِيَّةٌ وَلِسَاعَةٍ وَلَحْظَةٍ فَقَطْ.
ايها الاخوة ، بِثَلاَثَةِ طُرُقٍ الَّتِىْ قَدَّمْتُ اَنِفًا، إِنْ شَاءَ الله ، سَتَأْمَنُ بَلْدَتُنَا هذِهِ مِنْ اَخْطَارِ الْمُخَدِّرَةِ وَاْلاَدْوِيَاتِ الْمُحَرَّمَةِ الْمُهْلِكَةِ.
ايها الاخوة رَحِمَكُمُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ. اَكْتَفِىْ كَلاَمِىْ فِىْ هذِهِ النَّهَارِ وَاَطْلُبُ مِنْ سُوَيْدَاءِ قُلُوْبِكُمْ الْعَفْوَ. إِذَا وَجَدْتُمْ مِنَ الْخُطْبَةِ أَنِفًا الْخَطَّاتِ . ِلأَنَّ اْلاِنْسَانَ مَحَلُّ الْخَطَاءِ وَالنِّسْيَانِ.
اَيْوَهْ. إِلىَ اللِّقَاءِ فِىْ وَقْتٍ آخَرَ. وَأَخِيْرًا اَقُوْلُ لَكُمْ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ.
 والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ.
Artinya :

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, karena atas berkah rahmat dan inayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada MC yang telah memberikan kepada saya waktu untuk menyampaikan pidato pada kesempatan ini.
Saudaraku yang berbahagia,
Ada seorang pemuda di sebuah kamar dia sedang duduk termenung di pojok kamar dengan wajah pucat, tubuhnya kesakitan dan detak jantungnya berdebar-debar, keluar dari hidungnya darah, terkadang dia ketawa terkadang dia menangis, berteriak kesakitan.
Saudaraku yang berbahagia,
Itulah gambaran seorang pemuda yang terjerumus kedalam obat bius dan obat-obat terlarang, dia ketawa ketika mendapatkan obat bius tersebut dan dia akan menangis ketika tidak mendapatkannya.
Dari ilustrasi diatas maka pada kesempatan ini saya akan menguraikan pidato dengan judul “Pembasmian narkotika dan obat-obat terlarang”
Sebagimana kita ketahui bersama bahwa pemuda mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan dan memajukan suatu bangsa. Mereka adalah harapan ummat yang berjuang untuk Negara demi mencapai masa depan yang cerah. Mereka juga merupakan harapan umat islam yang mengorbankan diri mereka untuk mengaplikasikan ajaran-ajaran islam di masa depan sebagaimana sabda Nabi: “sesungguhnya di tangan pemudalah urusan suatu umat. Jika pemudanya maju maka umatnya pun akan hidup (maju)”. Oleh karena itu kami menganggap bahwa pemuda mempunyai peranan yang penting di masa yang akan datang.
Akan tetapi sangat disayangkan kita banyak menyaksikan teman-teman kita dari para pemuda yang melanggar hukum-hukum islam dan mengabaikan pendidikan, pengajaran dan berakhlak jelek. Sebagaimana kita dapat menyaksikan di televisi, atau mendengar di radio, atau membaca di koran-koran banyak pemuda kita yang mengkonsumsi ekstasi, obat bius ,obat-obat terlarang dan sebagainya. Sebagaimana kita dengar di SCTV sekitar 3 juta pemuda yang terjerumus ke lubang narkotika dan obat-obat terlarang. 
Saudaraku yang berbahagia,
Sekarang, bagaimana dengan tahun yang akan datang? Dan bagaimana dengan tahun-tahun sebelumnya? Berapa jumlah pemuda yang terjatu ke jurang narkotika dan obat-obat terlarang.
Tidak akan pernah terfikir dan terbayang oleh kita, bagaimana masa depan mereka? Dan bagaimana masa depan Negara, apabila seluruh pemudanya terbuai oleh narkotika dan obat-obat terlarang?
Jadi, bagaimana kita menghadapi permasalahan seperti ini ?Ya, baik saudaraku yang berbahagia,
Saya akan menjelaskan kepada kalian 3 cara/metode sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan diatas, yaitu:
1.      Kita mesti menanamkan keimanan dan ketaqwaan dalam diri kita, terutama terlebih dahulu di dalam lingkungan keluarga, wajib bagi setiap keluarga atau setiap orang tua untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada anak-anak mereka semenjak kecil. Karena orang tua berperan penting dalam membentuk kepribadian anaknya. Sebagaimana sabda nabi saw, :”setiap bayi yang dilahirkan itu dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang menjadikannya seorang yahudi, nasrani atau majusi”.  Setelah kita mendengar hadits barusan diatas kita dapat pahami bahwa orangtua wajib mendidik dan mengajarkan anaknya dengan ajaran islam, memberikannya keimanan dan ketaqwaan. Karena dengan keimanan dan ketaqwaan yang tertanam semenjak kecil maka mereka akan menjadi seorang muslim dan mukmin yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran islam tidak akan tergoda oleh rayuan narkotika dan obat-obat terlarang.
2.      Kita  mesti bersatu. Bahwasanya dengan bersatu kita akan dapat menghindari dan menghapus narkotika dan obat-obat terlarang di Negara kita ini. Sebagaimana firman Allah swt. : “Berpegang teguhlah ke tali agama Allah dan janganlah bercerai-berai”. Sesuatu yang sulit dan berat akan menjadi mudah dan ringan apabila bersatu. Apabila masyarakat, para pemimpin, ulama dan organisasi-organisasi pemuda bersatu dalam membasmi narkotika dan obat-obat terlarang. Maka para pengedar dan para bandar narkotika dan obat-obat terlarang tidak akan berani masuk ke Negara kita ini. Mereka akan lari dan kita akan aman dari bahaya narkotika dan obat-obat terlarang.
3.      Mari kita bantu teman-teman kita, tetangga kita dan saudara-saudara kita yang terjatuh ke jurang narkotika dan obat-obat terlarang. Sebagaimana firman Allah swt, :”Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan taqwa”. Dan sebagaimana sabda Nabi:”Barangsiapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran maka rubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka dengan lidahmu, jika tidak mampu maka dengan hatimu, walupun yang demikian itu selemah-lemahnya iman”.
            Dari dalil ini, kita dapat pahami bahwa kita mesti membantu teman-teman kita, saudara-saudara kita yang ada di sekitar kita yang terjerumus ke dalam narkotika dan obat-obat terlarang. Mari kita ajak dan nasehati mereka supaya kembali kepada jalan agama islam. Mari kita jadikan mereka untuk mengaggap bahwa kesenangan dan kenikmatan yang terdapat pada narkotika dan obat-obat terlarang tersebut hanya tipuan belaka dan hanya kesenangan sesaat saja.
Dengan 3 cara diatas tadi insyaallah Negara kita akan aman dari bahaya narkotika dan obat-obat terlarang yang dapat menghancurkan masa depan.
Saudaraku yang berbahagia,
            Mungkin cukup sampai di sini pembahasan pidato pada kesempatan kali ini, minta maaf apabila ada kesalahan dari apa yang saya sampaikan, karena manusia tidak terlepas dari segala kesalahan, sampai jumpa di lain kesempatan, akhir kata:
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ. والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ.




Urgensi Belajar

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَـالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَـا وَالدِّيْنِ وَالصَّـلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ سَـيِّدِ المُرْسَـلِيْنَ مُحَـمٍّد وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ . رَبِّ اشْـَرحْ لِي صَـدْرِيْ وَيَسِّرْلِي أَمْـِريْ وَاحْلُلْ عُقْـدَةً مِنْ لِسَـانِي يَفْقَـهُ قَـوْلِي ...أَمَّـا بَعْد : قـال الله تعـالى في كتـابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم ( يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَّلذِيْنَ اُوْتُوا الْعِـلْمَ دَرَجَـاتٍ )
المُحْتَرَمُوْنَ
سِيَـادَةُ رَئِيْسِ الجَلَسَة
سِيَـادَةُ رَئِيْسِ المَدْرَسَة
سِيـَادَةُ الأَسَـاتِذ وَالأَسَـاتِذَة
وَجَمِيْعُ الأَصْحَـابِ الأَحِبَّـاء
أيَها الأحبة في الله:
اوَلا هَيـَّا بِنَـا نَشْكُرُ اللهَ تعـالى الَّذِي قَدْ أَعْطَـانَا جَمِيْعَ نِعَمِهِ وَمِنَنِهِ عَلَيْنَا حَتَّي نَسْتَطِيْعَ أَنْ نَجْتَمِعَ فِي هَـذَا المَكَـان المُبَـارَك.
ثانيـا نُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلىَ سَيِّدِنَا وَحبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ ص.م. وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أيَها الأحبة في الله : أُقَدِّمُ أَمَـامَكُمْ خُطْبَةً قَصِيْرَةً تَحْتَ المَوْضُوْعِ ( أَهَـمِّيَةُ التَّعَـلُّمِ ) كُلُّ هَـذَا لَيْسَ إِلاَّ لِأَمْـرِ أَسـَاتِذَتِنَـا المَحْبُوْبِيْن عَسَى اللهُ أَنْ يُوَفِّقُ مَـا سَأَقُوْل....ـ أمين.
أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : طَلَبُ العِـلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَيْنَا قـال رسول الله صـلى الله عليه وسـلَم ( طَلَبُ العِلْمِ فَـرِيْضَةٌ عَلَى كُـلِّ مُسْلِمٍ ) وَوُجُوْبُ طَلَبِ العِـلْمِ كـَافَّةً لِلرَّجُلِ وَالنِّسَـاءِ , لِلصَّغِيْرِ وَالْكَبِيْرِ حَتَّى قَالَ صـلى الله عليه وسـلَم ( أُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ اِلَى الَّلحْـدِ )
أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : كُنْ عَـالِمًـا وَلَا تَكُنْ جَـاهِلًا لِأَنَّ اللهَ تعـلى فَضَّلَ عِبَـادَهُ العَـالِمَ عَلىَ الجَـاهِلِ ,كَمَـا قال تعـالى فيِ كِتَـابِهِ الكَرِيْمِ (يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَّلذِيْنَ اُوْتُوا الْعِـلْمَ دَرَجَـاتٍ ) وكمـا قـال صـلى الله عليه وسـلَم ( فَضْلُ العَـالِمِ عَلَى العَـابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ ) وَقَـالَ العُلَمَـاءُ الأَخْـَيارُ : ( لَيْسَ المَـْرءُ يُوْلَـدُ عَـالِمًـا # وَلَيْسَ أَخُ العِـلْمِ كَمَنْ هُوَ جـَاهِلٌ )
أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : لَابُدَّ أَنْ نَغْتَنِمَ` أَوْقَاتَنَا بِكَثْرَةِ التَّعَلُّمِ وَتَقْلِيْلُ الَّلعْبِ لِأَنَّ التَّعَلُّمَ وَقْتُ الصِّغَـارِ يُسَهِّلُ لَنَا لِإِقْبَـالِ العِـلْمِ وَقُوَّةٍ فِي الحِفْظِ, قَـال الشَّـاعِرُ ( التَّعَلُّمُ فِي وَقْتِ الصِّغَـارِ كَـالنَّقْشِ عَلَى الحَجَـرِ وَالتَّعَلُّمُ فِي وَقْتِ الكِـبَـارِ كَـالنَّقْشِ عَـلَى المَـاءِ )
أَيُّهَـا الإِخْوَةُ الأَعِـزَّاءُ : وَلَكِنْ لَابُدَّ لَنَـا أَنْ نَتَذَكَّرَ بِأَنَّ العِـلْمَ بِغَيْرِ عَمَلٍ لاَ فَـائِدَةَ لَهَـا , كمـا قـال ( العـِلْمُ بِلاَ عَمَـلٍ كـَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَـرٍ ) لـِذَا، هَـيَّا بِنَـا نَعْمَـلَ بِمَـا عَـلِمْنَا وَنَبْدَأُ مِنْ أَنْفُسِنَا. وَأَهـمُّ شَيْئًا الذي لَانَنْسِيْهِ، هَيَّا بِنَا نَبِرُّ وَالدِيْنَا وَنَحْتَرِمُ أَسَـاتِـذَتِنَا لِأَنَّ ذلك كُـلَّهَـا سَبَبُ النَّجَـاحِ فِي الـدُّنْيَـا والأَخِـرَةِ , كمـا قال تعـالى ( يـَاأَيُّهَـا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا إِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فيِ المَجَـالِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا .)
أيها الأحبة في الله,, إِذَا وَجَـدْتُمْ خَطَأً فِي كَلاَمِي، كُلُّ ذَلِكَ مِنِّي,,, وَإِذَا وَجَدْتُمْ صَوَابًـا فَمِنَ اللهِ...وَأَخِيْرًا هَيَّـا بِنَا نَخْتِمُ هَذَا الكَلاَمَ باِلدُّعَـاء : الَّلهُمَّ اجْعَلْ أَعْمَالَنَا صَالِحَةً، وَاجْعَلْهَا لِوَجْهِكَ خَالِصَةً، وَلَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيْهَا شَيْئًا، يَا رَبِّ العَالَمِيْنَ هَـدَانَا اللهُ وَإِيَّـاكُمْ أَجْمَعِيْن .
والسلام عليكم ورحمة الله وبركـاته .


Artinya :

Yang terhormat:
Pengatur acara (MC),
Para dewan guru,
Teman-temanku yang tercinta,
Para hadirin yang berbahagia
Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan kepada kita beribu-ribu nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini. Yang kedua mari kita sampaikan shalawat beserta salam kepada junjungan dan kekasih tercinta yakni Nabi Muhamamad saw, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.
Para hadirin yang berbahagia.
Berdirinya saya di depan kalian tiada lain hanya untuk menyampaikan pidato singkat dengan judul: “Pentingnya Menuntut ilmu (belajar)”. Ini adalah tangggung jawab guru-guru kami  untuk menjelaskannya, akan tetapi semoga Allah memberikan taufik-nya kepada saya untuk dapat menjelaskannya.
Saudara-saudaraku yang berbahagia.
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi kita sebagaimana Nabi Muhammad saw. bersabda: ”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Dan kewajiban menututnya itu berlaku kepada semua orang baik laki-laki ataupun perempuan, anak kecil ataupun orang dewasa. Sampai Nabi mengatakan;” tuntutlah ilmu dari semenjak di buaian sampai liang lahat”.
Saudara-saudaraku yang berbahagia.
Jadilah orang yang berilmu dan janganlah menjadi orang yang bodoh karena Allah melebihkan hamba-Nya yang berilmu terhadap hamba-Nya yang bodoh. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:”Niscaya Allah akan meninggikan derajat Orang-orang yang berilmu dan beramal shalih beberapa derajat”. Dan sebagaimana sabda Nabi saw.” Keutamaan orang yang berilmu terhadap orang yang bodoh seperti keutamaan bulan terhadap bintang-bintang di langit”. Para Ulama shaleh mengatakan:” Tidaklah seseorang itu dilahirkan dalam keadaan berilmu # Tidaklah orang yang berilmu itu seperti orang bodoh”.
Saudara-saudaraku yang berbahagia.
Kita mesti menggunakan waktu-waktu kita dengan memperbanyak  belajar dan sedikit bermain. Karena belajar di waktu kecil itu akan memudahkan seseorang dalam menerima ilmu dan kuat hafalan. Seorang penyair berkata:”belajar di waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu, sedangkan belajar di waktu dewasa bagaikan mengukir diatas air”.
Saudara-saudaraku yang berbahagia.
Akan tetapi kita perlu ingat bahwa ilmu tanpa amal itu tidak bermanfaat. Sebagaimana sabda Nabi saw.”ilmu tanpa amal itu bagaikan pohon tak berbuah”. Oleh karena itu mari kita mengamalkan ilmu yang kita tahu dan mulai dari diri kita sendiri. Dan sesuatu paling penting yang tidak boleh kita lupakan mari kita berbuat baik kepada kedua orang kita dan menghormati guru-guru kita karena hal tersebut merupakan kunci kesuksesan di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah;” apabila dikatakan kepadamu lapangkanlah tempat dudukmu di suatu majlis niscaya Allah akan melapangkanmu, dan apabila dikatakan kepadamu berdirilah kemudian mereka berdiri….”
Saudara-saudaraku yang berbahagia.
Apabila ada kesalahan dari apa yang saya sampaikan itu semua datangnya dari kebodohan saya, dan apabila ada benarnya maka itu semata-mata datang dari Allah. Terakhir, mari kita tutup pidato ini dengan doa:“ Ya Allah jadikanlah apa yang kami kerjakan itu menjadi amal shaleh, dan semata-mata karena mengharapkan ridho-Nya dan bukan karena sesuatu apapun”.



Urgensi Bahasa Arab.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ أَفْضَلَ اللُّغَاتِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ السَّادَاتِ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ إِلىَ يَوْمِ المِيْعَادِ.
حَضَرَةُ المُكَرَّم وَالمُخْتَرَمِ مُدِيْرُ المَعْهَد نُوْرُ الهُدَى
أَيُّهَا الاَسَاتِذَةُ الكِرَامِ !
وَأَيُّهَا الطُّلاَّبُ وَالطَّالِبَاتُ الاَحِبَّاءُ !
أَيُّهَا السَّادَةُ قُمْتُ بَيْنَ يَدَيْكُمْ لِأُقَدِّمَ عَلىَ حَضْرَتِكُمْ كَلِمَةً أَوْ كَلِمَتَيْنِ  فِي "أَهَمِّيَةِ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ". قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ أَيُّهَا السَّادَة أُرِيْدُ أَنْ أَتَقَدَّمَ إِلَى حَضْرَتِكُمْ بِبَيْتٍ مِن شِعْرِ أَمِيْرِ الشُّعَرَاءِ أَحْمَد شَوْقِي بِك المَرْحُوْم:
إِنَّ الَّذِي مَلَأَ الُّلغَةَ مُحَاسِنًا جَعَلَ الجَمَال وَسره في الضاد
أَيُّهَا السَّادَةُ كَمَا لَايَخْفَى عَلَيْكُمْ أَنَّ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ هِيَ أَفْصَحُ اللُّغَاتِ وَاَغْنَاهَا وَهِيَ لُغَةُ القُرْاَنِ وَلُغَةُ اللهِ الَّذِي أَنْزَلَ وَحْيَهُ بِهَا. كَمَا قال الله سبحانه وتعالى فِي غَيْرِ قَلِيْلٍ مِنَ الأَيَاتِ البَيِّنَاتِ " قُرْأَنًا عَرَبِيًّا" "بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ" إِلَى أَخِرِهِ. وَلَا يَخْفَى عَلَيْكُمْ أَيْضًا أَنَّ الُّلغَةَ العَرَبِيَّةَ هِيَ مِفْتَاحُ العُلُوْمِ الدِّيْنِيَّةِ وَلَايتسنى لِأَيِّ طَالِبٍ أَن يتجّر في العلوم الدينية بِغَيْرِ إِتْقَانِ الُّلغَةِ العَرَبِيَّةِ فَالُّلغَةُ العَرَبِيَّةُ هِيَ لُغَةُ المُسْلِمِيْن فِي جَمِيْعِ اَنْحَاءِ العَالَمِ.
بِهَذِهِ اللُّغَةِ نَقْرَأُ كِتَابَ اللهِ وَبِهَا أَيْضًا نَتَعَبَّدُ إِلَى اللهِ سبحانه وتعالى. فَيَجِبُ عَلىَ كُلِّ طَالِبٍ أَنْ يَجْتَهِدَ فِي تَعَلُّمِ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ بِكُلِّ جُهْدِهِ وَطَاقَتِهِ لِيَصِلَ إِلَى كُلِّ مَايَتَمَنَّاهُ مِنَ العُلُوْمِ الدِّيْنِيَّةِ.
أَيُّهَا الإِخْوَة! كَانَتِ الُّلغَةُ العَرَبِيَّةُ تَتَّسِعُ لِكُلِّ زَمَانٍ فَفِي اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ كَلِمَاتٍ فِي العُلُوْمِ وَالأَلَاتِ والصِّنَاعَاتِ الحَدِيْثَةِ مِمَّا لَايَحْتَاجُ إِلىَ التَّعْبِيْرِ عَنْهَا بِاللُّغَةِ الأَجْنَبِيَّةِ كَمَا قَالَ شَاعِرُ النَّيْل حَافِظ إِبْرَاهِيم يَوْمَ يَقُوْل عَلىَ لِسَانِ الُّلغَةِ العَرَبِيَّةِ: وَسِعْتُ كِتَابَ اللهِ لَفْظًا وَغَايَةً وَلَمْ أَضِقْ عَنْ أَي بِهِ وَعِظَات. وَكَيْفَ أَضِيْقُ اليَوْمَ عَنْ وَصْفِ أَلَاتٍ وَتَنْسِيْقِ أَسْمَاءِ لِمُخْتَرَعَاتٍ. فَهِمْتُمْ أَيُّهَا السَّادَةُ أَنَّ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ قَدْ وَسِعَتْ كِتَابَ اللهِ لَفْظًا وَغَايَةً كَمَا قَالَ الحَافِظ فَكَيْفَ يَدَّعِي مدع أَنَّ الُّلغَةَ العَرَبِيَّةَ لَيْسَتْ لُغَةُ العُلُوْمِ وَلَيْسَتْ لُغَةُ العَصْرِ. فَإِنَّهَا كَانَتْ يَتَفَاهَمُ بِهَا أَكْثَرُ مِنْ 30 مِلْيُوْن عَرَبِيّ فيِ البِلاَدِ العَرِبِيَّةِ المُخْتَلِفَةِ.
أَيُّهَا السَّادَةُ الأَعِزَّاء! كَانَ العُلَمَاءُ أَبَاءُنَا القُدَمَاءُ يَجْتَهِدُوْنَ فِي أَنْ يُخْرِجُوْا أَوْلاَدَهُمْ عَرَبًا يَتَكَلَّمُوْنَ وَيَتَحَدَّثُوْنَ بِاللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ. فَبِهَذَا أَلَّفُوْا كُتُبَ اللُّغَةِ كَالنَّحْوِ وَالصَّرْفِ وَغَيْرِ ذَلِكَ. هَذَا، لِيَسْهُلَ عَلَى الطَّالِبِ تَعَلُّمُ اللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ لِيَكُوْنَ اَدَاةً لَهُمْ يَعْنِي لِلطُّلاَّبِ، فَيَجِبُ عَلَيْنَا جَمِيْعًا اَنْ نَتَكَلَّمَ بِاللُّغَةِ الفُصْحَى الصَّحِيْحَةِ وَنَتَجَنَّبث عَنِ اللُّغَةِ العَامَّةِ الَّتِي وَقَعِ فِيْهَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ وَلَانَسْتَعْمِلُ الكَلِمَاتِ فِي مُحَدَّثَتِنَا إِلَّا مَا صَحَّتْ كِتَابَتُهَا لِأَنَّهُ مِنْ وَاجِبَاتِنَا أَنْ نَنْشُرَ  هَذِهِ اللُّغَةَ الشَّرِيْفَةَ مَعَ المُحَافَظَةِ عَلى رِقَّتِهَا وَلُطْفِهَا وَفَصَاحَتِهَا إِلَى جَمِيْعِ طَبَقَاتِ المُسْلِمِيْنَ فِي أَيِّ مَكَانٍ كَانُوْا خُصُوْصًا طُلاَّبَ المَعَاهِدِ وَالمَدَارِسِ الَّذِيْنَ يُدَرِّسُوْنَ العُلُوْمَ الدِّيْنِيَّةِ فِي الكُتُبِ العَرَبِيَّةِ . هَذَا فَأَرْجُوْ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يُّسَهِّلَ اُمُوْرَنَا وَيَفْتَحَ قُلُوْبَنَا وَيَجْعَلَنَا جَمِيْعًا مُتَكَلِّمِيْنَ بِاللُّغَةِ العَرَبِيَّةِ بِجَاهِ سَيِّدِ البَرِيَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ صلى الله عليه وسلم. والسلام عليكم و.و.


Artinya :

Yang saya hormati kepala sekolah MA Nurul Huda
Para dewan guru yang terhormat,
Para siswa dan siswi yang tercinta,
Hadirin yang saya hormati.
Berdirinya  saya dihadapan kalian untuk menyampaikan sepatah atau dua patah kata mengenai “Urgensi/pentingnya Bahasa Arab”. Sebelumnya saya akan mengemukakan sebuah syair dari penyair ulung Ahmad Syauqi Bek (alm)
“Bahwasanya yang menjadikan bahasa bagus dan indah, rahasianya ada di huruf dhod”.
Hadirin yang saya hormati.
Tidak salah lagi bahwa bahasa arab adalan bahasa yang paling fasih dan  balaghah yaitu bahasa Al-Qur’an, bahasa wahyu yang diturunkan oleh Allah. Sebagaimana Dia telah menyebutkannya dalam banyak ayat Al-Qur’an. diantara ayat: " قُرْأَنًا عَرَبِيًّا" "بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ"sampai akhir ayat. Dan  tidak diragukan lagi bahwa bahasa arab adalah kuncinya ilmu-ilmu pengetahuan agama, tanpa penguasaan bahasa arab yang baik maka tidak akan dapat mendalami ilmu-ilmu agama dengan benar, karena bahasa arab merupakan bahasa kaum muslimin di seluruh dunia.
Kita membaca Al-qur’an dan beribadah kepada Allah dengan menggunakan bahasa arab. Maka
wajib bagi setiap siswa/santri untuk mempelajari bahasa arab dengan sungguh-sungguh dan giat  supaya kita mencapai ilmu-ilmu agama yang kita inginkan.
Hadirin yang saya hormati.
Bahasa arab berlaku untuk setiap zaman, dalam bahasa arab ada kata-kata yang digunakan dalam ilmu-lmu pengetahuan, alat-alat dan industri modern yang tidak perlu diistilahkan ke dalam bahasa asing. Sebagaimana seorang penyair yang bernama Nail Hafidz Ibrahim berkata: bahwa saya memahami al-qur’an secara luas dalam segi arti dan maknanya, tidak memahaminya dalam pengertian yang sempit karena cakupannya luas. Bagaimana saya akan menggambarkan alat-alat dan nama industry-industri yang dibuat manusia dengan bahasa arab dalam satu lafadz/kata ketahuilah oleh kalian bahwa bahasa arab itu luas dari segi arti dan maksudnya dan bagaimana tidak dikatatan sebagai bahasa internasional (bahasa ilmu dan sains) karena bahasa arab ini telah dikuasai/dipahami oleh lebih dari 30juta orang di Negara-negara arab yang berbeda-beda.
Hadirin yang saya hormati.
Para ulama yang terdahulu bersungguh-sungguh dalam mendidik anak-anak mereka untuk dapat berbicara dengan bahasa arab. Oleh karena itu, mereka menyusun buku-buku tentang bahasa seperti buku nahwu- shorof dan sebagainya. Supaya dapat memudahkan bagi siswa/santri untuk mempelajari bahasa arab dan menjadi alat untuk memahaminya. Kita mesti menggunakan bahasa arab fushah/asli dan menjauhi bahasa arab pasaran/umum yang digunakan oleh banyak orang . Dan kita harus menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari ini sesuai dengan tulisannya yang benar. Karena kewajiban kita sebagai umat islam untuk menyebarluaskan bahasa arab yang mulia ini dengan menjaga keaslian dan kemuliannya ke seluruh lapisan kaum muslimin dimana saja mereka berada terutama kepada para santri di pesantren dan di sekolah-sekolah yang sedang mempelajari ilmu-ilmu agama dalam buku-buku berbahasa arab.
Dengan ini, saya memohon kepada Allah supaya memudahkan urusan-urusan kita dan membukakan hati kita supaya kita dapat berbicara dengan bahasa arab, dengan keagungan manusia terbaik putra sayyid Abdullah yakni Nabi Muhammad saw.



Mewujudkan Generasi Muda yang Pintar, Sehat
dan Berakhlakul Karimah

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم، الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ اَنْ لَاإِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْن، سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ.
أَلمحترمون

أَيُّهَا الإِخْوَان الكُرَمَاء....
وَأَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ
          لاَ كَلِمَةَ وَلَا قَوْلَ أَلْقَيْتُهَا إِلاَّ كَلِمَةَ الشُّكْرِ.... الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ الَّذِي قَدْ أَعْطَانَا رَحْمَةً وَتَوْفِيْقًا حَتَّى قَدَرْنَا عَلَى الإِجْتِمَاعِ فِي هَذَا المَجْلِسِ المُبَارَكِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَسْعَدِ المَخْلُوْقَاتِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم حَامِلِ البُشْرَى عَلىَ المُتَّقِيْنَ وَحَامِلِ النُّذْرَى عَلىَ المُرْجِمِيْنَ.
أَيُّهَا الحَاضِرُوْنَ السُّعَدَاءُ...
ظَهَرَ أَمَامَنَا بَيْنَ الرَّجَاءِ وَ التَّحَدِّي، الرَّجَاءُ هُنَا أَنَّنَا قَدْ شَهِدْنَا نَهْضَةَ الإِسْلاَمِ وَنُشُوْرَهُ فِي هَذَا الزَّمَانِ، بِمَعْمُوْرِ المَسَاجِدِ وَالمُؤَسَّسَاتِ وَالتَّعْلِيْمَاتِ فيِ عُلُوْمِ الدِّيْنِ. بَلْ التَّحَدِّي الَّذِي نُقَابِلُ الأَنَ هُوَ ثَقَافَةُ الغَرْبِيِّ بِوَسَائِلِ كُوْبُوْتِيْر، التِّلْفَاز، إِنْتِرْنِيتْ وَغَيْرِ ذَلِكَ. وَهَذِهِ الوَسَائِلُ تَتَضَمَّنُ سَلْبِيَّةً. كَمَا قَالَهَا دُكْتُور فِرْدَمْ وِلِيُمْ : أَنَّ بَعْضَ أَثَارِ السَّلْبِيَّةِ مِنْ وَسَائِلِ الإِتِّصَالِ وَالمُوَاصَلاَتِ هُوَ تَغْيِيْرُ ثَقَافَةِ المُجْتَمَعِ، وَنَحْنُ لاَنَخَافُهُ لَوْ كَانَ التَّغْيِيْرُ مَسِيْرًا إِلىَ وَجْهٍ إِجَابِيٍّ ، بَلِ الوَاقِعُ أَنَّ التَّغْيِيْرَ مَسِيْرًا إِلىَ عَكْسِهِ أَيْ إِلَى وَجْهٍ سَلْبِيٍّ . مِنْهَا كَثِيْرٌ مِنْ جَيْلِ شُبَّانِنَا كَطَالِبِ المَدْرَسَةِ وَاقِعًا عَلىَ بِيْئَةِ السَّكْرَانِ مِثْلُ  brandy, ecstasy, whiskyوَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.
المُعْتَمَدُ الوَحِيْدُ وَالقَبْضَةُ الوَحِيْدَةُ لِدَفْعِ حَيَاةِ النَّاسِ مِنْ أَيِّ التَّحَدِّي وَالإِخْتِيَارِ والإِمْتِحَانِ هِيَ الإِمْتِمْسَاك ُبِالإِسْلاَمِ وَالرَّجَاءِ لِمَرْضَاةِ اللهِ، هَا هِيض ذَا مرجق وَمَأْمُوْلٍ لِأَجْيَالِ الإِسْلَامِ وَطُلاَّبِ المَدْرَسَةِ، عَلىَ الحِيْنِ لِمُوَاجِهَةِ الحَيَاةِ بِالخَيْرَاتِ وَالحَسَنَاتِ بِهَذِهِ القَبْضَةِ.
مُطَابِقًا وَمُنَاسِبًا بِتَغْيِيْرِ قَوْلِ القَائِلِ أَنَّ المَدْرَسَةَ هِيَ المُؤَسَّسَةُ القَادِرُة لِتَرْقِيَةِ عِلْمِيَّةِ الطُّلاَّبِ المُنَاسِبَةِ بِنُمُوِّ العُلُوْمِ وَتِكْنُوْلُوْجِيَّةِ، ذِكْرَى لِأَهَمِّيَّةِ دَوْرِ المَدْرَسَةِ فِي بِنَاءِ الإِنْسَانِ الإِسْلاَمِيِّ وَمُتَخَلَّقٍ بِمَكَارِمِ الأَخْلَاقِ فَقَالَ اللهُ تعالى في سورة النساء الأية التَّاسِعَة:
(وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ....الأية)
إِخْوَانِي الأَعِزَّاء...
وَلْنَخْشَ وَلْنَخَفْ لَوْ تَرَكْنَا أَجْيَالاً ضَعِيْفَةً، إِمَّا مِنْ جِهَةِ المَالِ وَالجَسَدِ وَالعِلْمِ وَجِهَادِ الحَيَاةِ وَأَخْوَفُ مِنْ ذَلِكَ هُوَ سُوْءُ الأَخْلاَقِ لِمَاذَا؟ لِأَنَّهُ سَيُفْسِدُ وَيُسَمِّمُ نَتِيْجَةَ الجِهَادِ الكَرِيْمِ، حَتَّى لَايَصِيْرُوا رَاِئدَ الأَعْبَاءِ بَلْ جمة ومؤقة ومحطمة الأعمار، نعوذ بالله من ذلك.
مَعَ أَنَّ التَّارِيْخَ سَيُخْبِرُنَا وَيُشِيْرُنَا إِلىَ الحَمَّاسِ بِكُلِّ الحَمَّاسِ، وَمُسْتَوْلِيَةٍ عَامِيَةٍ دِيْنِيَّةٍ، دِيْن الإِسْلاَمِ الَّذِيْ نُعَانِقُهُ. شُبَّانُ اليَوْمِ رِجَالُ الغَدِّ، نَحْنُ اليَوْم شُبَّانُ وَسَوْفَ نَكُوْنُ رِجَالاً وَقَوَّادًا فِي المُسْتَقْبَلِ. لِذَا لِتَحْقِيْقِ المُجْتَمَعِ الدِّيْنِيِّ أَعْنِي مُجْتَمَعًا يَعْتَمِدُ أَهْلُهُ عَلىَ المَبَادِئِ الخَمْسَةِ يَطِيْقُوْنَ أَوَامِرَ رَبِّهِمْ وَيَرْسِخُوْنَ فِي المَعَارِفِ وَالتِّكْنثوْلُوْجِيَ لاَبُدَّ عَلَيْنَا أَنْ نُطَبِّقَ وَنُحَقِّقَ ثَلاَثَةَ أَشْيَاءَ:
-       النِّظَامُ وَالنَّشَاطُ
الإِنْسَانُ المِثَالِيُّ لاَبُدَّ مِنْ نِظَامٍ وَنَشَاطٍ فِي طَلَبِ الرِّزْقِ وَتَصَرُّفِ المَالِ فيِ سَبِيْلِ اللهِ لإِسْتِعْدَادِ المُسْتَقْبَلِ النَّاجِحِ وَعَلَى العَكْسِ إِذَا كُنَّا كَسْلَانًا لَيْسَ لَنَا نِظَامٌ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ الغَامِضَةَ وَالمُؤْسِفَةَ لِأَنَّ الكَسْلَ لَايُطْعِمُ العَسَلَ، وَالإِنْسَانُ الكَسْلَانُ لاَيَذُوْقُ حُلْوَ العَسَلِ، لَايُسْرَ إِلاَّ بَعْدَ العُسْرِ وَلَاجِهَادَ إِلاَّ بِالتَّضْحِيَةِ. الكَسُوْلُ وَقْتَ الشَّبَابِ هَلَاكٌ وَقْتَ الكِبَرِ.
-       الأَمَانَةُ
الأَمَانَةُ مِنْ مُمَيَّزَاتِ الإِنْسَانِ المِثَالِيِّ، الأَمَانَةُ نَحْوَ نَفْسِهِ وَ نَحْوَ غَيْرِهِ ، لَابُدَّ عَلَى الأَمِيْنِ مِنَ التَّعَاوُنِ لِمَاذَا؟ لِأَنَّ بِالتَّعَاوُنِ الخَالِصِ سَتَكُوْنُ شَخْصًا قَوِيًّا وَحِفْظًا لِحَيَاتِهِ.
-       الإِنْسَانُ المِثَالِيُّ لَايُصِيْبُهُ اليَأْسُ، مُبَاشِرُ حَسَبِ دِرَايَتِهِ وَجُرْفَتِهِ لَايَزَالُ يَبْحَثُ وَيَبْحَثُ، حَتَّى يَكُوْنَ مَاهِرًا خَيْرَ الأُمَمِ قَالَ تَعَالَى:
(وَلَاتَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِنَّهُ لَايَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِلَّا القَوْمُ الكَافِرُوْنَ)
بِنَاءً عَلَى هَذَا بَدَا أَنَّ اليَأْسَ فِي كُلِّ نَوَاحِي الحَيَاةِ مَرْفُوْضٌ وَمَمْنُوْعٌ فِي الإِسْلاَمِ سَوَاءٌ كَانَ فيِ العَمَلِ وَالتَّعْلِيْمِ أَوْ فِي نَيْلِ الأَمَالِ لِأَنَّهُ مِنْ أَعْمَالِ الكُفَّارِ، لِذَا لِمُنَاسَبَةِ هَذَا نَحَثُّ عَلَى الأَجْيَالِ أَنْ يَسْتَقْبِلَ وَيُقَابِلَ المُسْتَقْبَلَ بِكُلِّ اسْتِعْدَادَاتٍ عَلَى الأَقَلِّ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ لَابُدَّ مِنْ تَوْفِيْرِهَا وَتَطْبِيْقِهَا لِنَيْلِ القمات العاَلِيَةِ الصَّالِحَةِ.
أَيُّهَا رَئِيْسُ هَيْئَةِ التَّحْكِيْمِ وَالمُسْتَمِعُوْنَ الكِرَامُ.
          مُنْذُ بِدَايَةِ هَذِهِ الخُطْبَةِ القَصِيْرَةِ إِلَى نِهَايَتِهَا نَلْخَصُ أَنَّ المَدْرَسَةَ هِيَ مَكَانُ تَرْبِيَةِ وَتَعْلِيْمِ الطُّلَّابِ لِإرْتِفَاعِ وَارْتِقَاءِ الإِمْكَانِيَّةِ البَشَرِيَّةِ. وَالثَّانِي أَنَّهُ قَادِرٌ عَلَى جَعْلِ كُلِّ أُمَّةٍ إِسْلاَمِيَّةٍ وَالتَّخَلُّقِ بِمَكَارِمِ الأَخْلَاقِ بِطَرِيْقَةِ النِّظَامِ وَالتَّصْدِيْقِ أَوِ الصِّدْقِ وَالصَّبْرِ فِي نُفُوْسِهِمْ، وَالثَّالِثُ تَعَمُّقُ العِلْمِ وَالحِلْمِ بِتَطْبِيْقِ تِكْنُوْلُوْجِيَّةِ بِجَانِبِ الإِيْمَانِ وَالتَّقْوَى فِي المَدْرَسَةِ سَتَصِيْرُ المَدْرَسَةُ قَوِيَّةُ وَتَقَدُّمِيَّةً فِي تَعْمِيْرِ النَّاسِ كُلِّهَا.
          إِكْتَفَيْتُ كَلاَمِيْ فِي هَذِه الَّليْلَةِ أَوْ هَذَا النَّهَارِ وَإِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّي خَطَأً فَهُوَ مِنْ نَفْسِيْ وَإِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّي صَوَابًا فَهُوَ مِنَ اللهِ، أَخِيْرًا أَقُوْلُ لَكُمْ: وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.  

Artinya :

Assalamula’alaikum Wr.Wb

Hadirin sekalian,
Tiada  untaian kata yang patut kita ucapkan kecuali rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt, atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di majelis yang mulia ini. Shalawat beserta salam semoga tetap kekal abadi kepada putranya Abdullah, buah hatinya Siti Aminah, Muhammad saw, yang telah memberi kabar gembira kepada umat yang bertaqwa dan kabar duka kepada umat yang durhaka.
Saudara-saudaraku yang saya cintai,
Terpampang di hadapan kita antara harapan dan tantangan. Harapanya, kita menyaksikan kebangkitan Islam sedang berjalan, dimana mesjid-mesjid semakin makmur dan lembaga-lembaga dakwahpun semakin menjamur. Namun, tantangan yang kita hadapi sekarang ini adalah masuknya budaya-budaya barat kedalam kehiidupan Islam terutama melalui televisi, komputer, internet dan lain sebagainya. Yang semua itu trnyata membawa dampak negatif. Seperti apa yang dikatakan oleh Dr. Fredem William bahwa salah satu dampak media komunikasi adalah berubah kultur suatau masyarakat. Kita tidak perlu khawatir kalau perubahan itu membawa kepada hal-hal yang positif, namun, jujur saja saat ini perubahan itu lebih banyak mengarah kepada hal negatif. Contohnya, banyak dari generasi muda kita, tidak terkecuali anak sekolah, yang mereka terjerumus kedalam lingkungan mabuk-mabukan seperti wisky, brandi, ekstasi dan lain sebagainya. Akibatnya, hari demi hari bangsa ini semakin dekat kepada kehancuran.
            Oleh karena itu, satu-satunya yang dapat diharapkan untuk menolong bangsa ini dari kehancuran yang sudah semakin dekat adalah generasi muda. Namun demikian, tantangan dan cobaan yang harus mereka hadapi sangatlah berat. Mengingat betapa pentingnya peran generasi muda dalam membangun negeri, Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 9 :
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ  فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
Artinya:”Hendaklah takut ( kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang (kesejahteraan) nya. oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hedaklah mereka berbicara denga tutur kata yang benar”.
Kita seharusnya merasa khawatir apabila kita menjadi generasi yang lemah. Baik itu lemah fisik, lemah ilmu, dan lemah semangat hidup. Dan yang paling berbahaya adalah lemah iman dan akhlak, mengapa? Karena hal itu akan meracuni kehidupan kita. Bila itu terjadi, maka itu bukannya menjadi pelopor-pelopor pembangunan. Namun sebaliknya, menjadi virus penghambat dan penghancur pembangunan. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Sejarah telah mengajarkan kepada kta agar memiliki semangat tinggi dan tanggungjawab penuh terhadap kelangsungan bangsa dan agama yang kita anut ini. Karena apa? Karena
 شُبَّانُ اليَوْمِ رِجَالُ الغَدِّ  pemuda hari adalah pemimpin di masa yang akan datang. Oleh karenanya, agar tercipta negeri Indonesia yang aman, tentram, makmur serta mewujudkan masyarakat yang agamis, maka kita am dan mengenaskan. berkualitas.
Pertama, disiplin. Generasi muda yang unggul dan berkualitas harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, rajin bekerja dan gemar beramal. Semua itu untuk menyongsong masa depan yang cerah nan indah. Namun sebaliknya, jika kita malas tidak memiliki kedisiplinan yang tinggi, maka tunggu saja masa depan yang suram dan mengenaskan. Sebab apa? Sebab manusia pemalas tidak akan merasakan manisnya madu, tapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu. Tiada bahagia tanpa lembah derita, tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Kemalasan di masa muda adalah kehancuran di masa tua.
Kedua, jujur. Kejujuran merupakan salah satu ciri generasi muda yang unggul. Kejujuran bukan hanya jujur terhadap orang lain, tetapi yang paling penting adalah kejujuran terhadap diri  bekerja sama yang baik akan terwujud pribadi yang tangguh, kukuh dan utuh. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 24:

لِيَجْزِيَ اللهُ الصَّادِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ المُنَافِقِيْنَ إِنْ شَاءَ أَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْرًا رَحِيْمًا
Artinya:”Agar Allah memberikan balasan kepada orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengadzab orang munafik jika Dia kehendak, atau menerima taubat mereka. Sungguh Allah maha pengampun, maha penyayang”.
Ketiga, ulet. Generasi muda yang unggul tidak mudah putus asa dan selalu ulet sesuai dengan skil dan profesinya. Mereka akan terus berusaha dengan tekun sampai akhirnya membawanya kepada dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan yang lebih baik dan berkualitas. Sebagaimana firman Allah dalam surat Yusuf ayat 87:

وَلَا تَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِنَّهُ لاَيَيْئَسُوْا مِنْ رَوْحِ اللهِ إِلاَّ القَوْمُ الكَافِرُوْنَ
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah adalah hanyalah orang-orang kafir.
Saudara-saudaraku,
          
 Dari ayat diatas, sangat jelas sekali bahwa berputus asa dalam berbagai aspek kehidupan sangat dilarang oleh agama. Apakah itu dalam bekerja, belajar atau bahkan dalam meraih cita-cita. Karena berputus asa merupakan perbatan orang-orang kafir. Karenanya melalui mimbar ini saya ingin menghimbau kepada generasi muda, calon-calon pemimpin bangsa, mulai saat ini mari singsingkan lengan baju kita! Langkahkan kaki untuk menatap masa depan yang cemerlang! Kembangkan lima potensi agar kalian menjadi sumber daya yang unggul dan berkualitas! Olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, olah raga agar badan sehat, olah usaha agar ekonomi meningkatdan olah kinerja agar produktifitas berlipat. Kalau lima potensi ini sudah melekat pada generasi muda, kami yakin kalian akan mampu menjadi pelanjut tongkat estafet pembangunan di masa yang akan datang.
Hadirin sekalian,
Dengan tiga unsur  dan lima potensi itulah diharapkan di era globalisasi ini, generasi muda dapat berperan aktif menjadi pelopor-pelopor pembangunan dalam rangka menegentaskan rakyat negeri ini dari krisi multi dimensi yang sudah sekian lama diderita. Pada akhirnya, apabila tiga unsure dan lima potensi diatas diaplikasikan, maka kami yakin Indonesia akan menjadi negeri yang adil dan makmur sebagaimana yang didamba-dambakan..
            Demikian pidato yang dapat saya sampaikan jika ada salah dan khilaf saya mohon maaf sebesar-besarnya.        
Assalamula’alaikum Wr.Wb




Bulan Muharram

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الأَنْبِيَاءِ وَسَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:

حَضَرَةُ المُكَرَّم وَالمُخْتَرَم مُدِيْرُ المَعْهَد نُوْرُ الهُدَى

أَيُّهَا الأَسَاتِذَةُ الكِرَام !

وَأَيُّهَا الطُّلاَّب وَالطَّالِبَات الأَحِبَّاء !

قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ، أَشْكُرُ اللهَ تعالى، الَّذِي اَنْعَمَ عَلَيْنَا نِعَمًا كَثِيْرَةً، وَمِنْهَا الصِّحَّة، حَتَّى نَسْتَطِيْعَ بِهَا الإِجْتِمَاعَ، فِى هَذَا المَكَانِ المُبَارَكِ، إِنْ شَاءَ اللهُ. وَلاَ أَنْسَى، أَنْ أُصَلِّيَ وَأُسَلِّمَ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، ص.م. وَعَلىَ اَلِهِ وَاَصْحَاِبِه وَأُمَّتِهِ، وَعَلَيْنَا أَجْمَعِيْنَ. أَقُوْلُ شُكْرًا جَزِيْلَا لِرَئِيْسِ الجَلَسَة، لِأَنَّهُ قَدْ أَعْطَانِي الفُرْصَة، حَتَّى أَسْتَطِيْعَ بِهَا القِيَامَ، بَيْنَ لَدَيْكُمْ، وَمَا أَقُوْمُ أَمَامَكُمْ، إِلَّا لِإِلْقَاءِ الكَلِمَاتِ بَعْدَ الكَلِمَاتِ، بِالُّلغَةِ العَرَبِيَّة . يَسُرُّنِي إِهْتِمَامُكُمْ ، بِمَا يَاتِي مِنَ خِطَابَتِيْ، تَحْتَ المَوْضُوْعِ "شَهْرُ المُحَرَّمِ، شَهْرٌ عَظِيْمٌ"

إِعْلَمُوْا أَيُّهَا المُسْتَمِعُوْن كُلُّهُمْ! أَنَّ شَهْرَ اللهِ المُحَرَّم، شَهْرٌ عَظِيْمٌ مُبَارَكٌ، وَهُوَ أَوَّلُ شُهُوْرِ السَّنَةِ الهِجْرِيَّةِ، وَأَحَدُ الأَشْهُرِ الحُرُمِ، الَّتِي قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي القُرْانِ الكَرِيْمِ، :"إنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ" (التوبة:36).هَلْ عَرَفْتُمْ مَا هِيَ الشُّهُوْرُ الحُرُمُ، المَقْصُوْدَةُ فِي تِلْكَ الأَيَة؟ أَنَا أُجِيْبُ ، كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فيِ حَدِيْثِهِ: السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ،
وَرَجَبُ الَّذِي يَكُوْنُ بَيْنَ جُمَادَى الأولى، والثانية، وَشَعْبَانَ» رواه البخاري 2958]

 أَيُّهَا الإِخْوَانُ الأَحِبَّاءُ!

ثُمَّ اخْتُصَّ مِنْ ذَلِكَ أَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ فَجَعَلَهُنَّ حَرَاماً وَعَظَّمَ حِرْمَاتِهِنَّ، وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ وَالأَجْرَ أَعْظَمُ. وَقَالَ قَتَادَة:"إِنَّ الظُّلْمَ فِي الأَشْهُرِ الحُرُمِ أَعْظَمُ خَطِيْئَةً وَوَزْراً مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهَا. وَإِنْ كَانَ الظُّلْمُ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَظِيْمًا، وَلَكِنَّ اللهَ يُعَظِّمُ مِنْ أَمْرِهِ مَا يَشَاءُ، وَقَالَ: إِنَّ اللهَ اصْطَفَى صَفَايَا مِنْ خَلْقِهِ: اِصْطَفَى مِنَ المَلَائِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ رُسُلاً،
وَاصْطَفَى مِنَ الكَلاَمِ ذِكْرَهُ، وَاصْطَفَى مِنَ الأَرْضِ المَسَاجِدَ، وَاصْطَفَى مِنَ الشُّهُوْرِ رَمَضَانَ
وَالأَشْهَرَ الحُرُمَ، وَاصْطَفَى مِنَ الأَيَّامِ يَوْمَ الجُمْعَةِ، وَاصْطَفَى مِنَ الَّليَالِي لَيْلَةَ
القَدْرِ، فَعَظِّمُوْا مَا عَظَّمَ اللهَ، فَإِنَّمَا تُعَظَّمُ الأُمُوْرُ بِمَا عَظَّمَهَا اللهُ بِهِ عِنْدَ
أَهْلِ الفَهْمِ وَأَهْلِ العَقْلِ.

أَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ أَسْعَدَكُمُ اللهُ!

لمِاَذَا سُمِّيَ ذَلِك َالشَّهْرُ بِالمُحَرَّمِ؟ الجَوَابُ: سُمِّيَ بِذَلِكَ لِكَوْنِهِ شَهْراً مُحَرَّمًا وَتَأْكِيْداً لِتَحْرِيْمِهِ.

وَإِضَافَةُ ذَلِكَ وَقَعَتْ فِي شَهْرِ المُحَرَّمِ الوَاقِعَةُ المُهِمَّةُ فيِ تَارِيْخِ الإِسْلاَمِ  كَإِنْجَاءِ اللهِ تَعَالَى نَبِيَّهُ إِبْرَاهِيْم عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنْ إِحْرَاقِ قَوْمِهِ، وَأَخْذُهُ تَعَالى بِفِرْعَوْنَ وَجُنُوْدِهِ فيِ اليَمِّ بِسَبَبِ إِنْكَارِهِ بِهِ وَنَبِيِّهِ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَام، وَإِنْجَاءِهِ تَعاَلىَ نُوْحَ عَلَيْهِ السَّلَام مِنِ إسْتِهْزَاءِ قَوْمِهِ بَعْدَ الطُّوْفَانِ بِحَمْلِهِ عَلىَ السَّفِيْنَةِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ. هَذِهِ كُلُّهَا وَقَعَتْ فيِ الشَّهْرِ العَظِيْمِ يَعْنِي شَهْرُ المُحَرَّمِ.

وَلِذَلِكَ يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نُعَظِّمُ هَذَا الشَّهْرَ غَايَةَ التَّعْظِيْمِ. السُّؤَال: كَيْفَ نُعَظِّمُهُ؟ لَيْسَ نُعَظِّمُهُ بِالمَلَاهِيْ وَلَابِالتَّبْدِيْرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الأَعْمَالِ غَيْرِ النَّافِعَةِ، وَإِنَّمَا نُعَظِّمُهُ بِالأُمُوْرِ النَّافِعَةِ مِثْلُ هَذِهِ الحَفْلَةِ المُبَارَكَةِ بِذِكْرَى الشَّهْرِ العَظِيْمِ شَهْرِ المُحَرَّمِ المُوَافِقِ بِمِيْلاَدِ هَذَا المَعْهَد نُوْرُ الهُدَى الثَّامِن وَالعِشْرِيْن سَنَةً، عَسَى اللهُ أَنْ يَجْعَلَ هَذَا المَعْهَدَ مَعْهَدًا مُبَارَكًا، وَطُلَّابَهُ صَالِحِيْنَ عَامِلِيْنَ تَقِيِّيْنَ، وَأَسَاتِذَتَهُ ذَاكِرِيْنَ مُتَفَوِّقِيْنَ تَقِيِّيْنَ. الَّلهُمَّ سَهِّلْ أُمُوْرَنَا وَأُمُوْرَ وَالِدَتِنَا وَأُمُوْرَ مَعْهَدِنَا نُوْرُ الهُدَى مَادَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ الَّلهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادَنَا وَطُلَّابَنَا وَطَالِبَاتِنَا مِنْ أَهْلِ العِلْمِ وَأَهْلِ الخَيْرِ وَلاَتَجْعَلْنَا وِإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِّ وَالنِّفَاقِ.

 إِكْتَفَيْتُ إِلَى هُنَا أَوَّلاً وَإِنْ شَاءَ اللهُ سَنَسْتَمِّرُ فِي مُنَاسِبَةٍ أُخْرَى، لَيْسَ الفِرَاقُ بِالفِرَاقِ وَلَكِنَّ الفِرَاق بِالشَّوْقِ.  

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Artinya :

Ketahuilah bahwa bulan muharram adalah bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan pertama dari bulan hijriyyah dan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya.

Apakah kamu mengetahui bulan-bulan apa saja yang dimuliakan oleh Allah dalam ayat tersebut? Saya jawab, sebagaimana sabda Nabi Saw dalam haditsnya:” satu tahun terdiri dari 12 bulan dan diantaranya ada empat bulan yang dimuliakan Allah. 3 bulan berturut dzulqa’dah, dzulhijjah dan muharram dan rajab yang terpisah antara bulan jumadil dan sya’ban”.(H.R.Bukhori).

Kemudian dari 12 bulan tersebut ditentukan 4 bulan yang dimuliakan, dijadikan bulan yang mulia dan diagungkan kemuliaanya, dosa yang diperbuat pada bulan-bulan tersebut lebih besar, dan sebalikanya pahala yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut lebih besar. Imam Qatadah berkata: perbuatan dzalim pada bulan-bulan tersebut paling besar kesalahan dan  dosanya dari pada kedzaliman yang dilakukan diluar bulan-bulan tersebut. Walaupun sebenarnya perbuatan dzalim itu setiap saat itu dianggap besar dosanya, akan tetapi Allah mengagungkan urusannya sebagaimana ia kehendaki, beliau berkata: bahwasanya Allah memilih makhluk-Nya menjadi orang-orang pilihan-Nya : Dia memilih rasul-rasul dari golongan malaikat dan memilih rasul-rasul dari golonga manusia. Dia memilih perkataan sebagai dzikir/ingat kepada-Nya, Dia memilih tanah/bumi sebagai mesjid, Dia memilih ramadhan, dan bulan-bulan yang dimuliakan oleh-Nya dari bulan-bulan yang lain, dia memilh hari jum’at dari hari-hari yang lainnya, dia memilh lailatul qadar dari pada malam-malam selainnya, menurut orang pintar dan bijak bahwasanya segala sesuatu dianggap agung/mulia itu adalah sesuatu yang diagungkan oleh Allah.

Para hadirin yang berbahagia.

Kenapa bulan tersebut disebut bulan bulan muharram? jawab disebut demikian karena pada bulan tersebut sangat mulia dan secara tegas diharamkan untuk mengadakan peperangan. Disamping itu, pada bulan muharram ini terjadi perisiwa-peristiwa yang sangat penting dalam sejarah islam seperti diselamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api yang membakarnya, disiksanya Fir’aun dilaut merah karena ingkar kepada Allah dan Nabi Musa AS. dan diselamatkannya Nabi Nuh dari ejekan kaumnya setelah terjadi topan dengan naik perahu  dan sebagainya. Semua itu terjadi pada bulan muharram.

            Oleh karena itu, kita mesti mengagungkan bulan ini dengan sebaik-bainya. Pertanyaannya: bagaimana cara kita mengagungkannya? Bukanlah mengagungkannya itu dengan permainan-permaninan atau dengan berhura-hura akan dengan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lainnya, akan tetapi mengagungkannya dengan sesuatu yang bermanfaat seperti acara ini  dalam rangka memperingati bulan suci muharram yang bertepatan dengan ulang tahun pondokmpesantren Nurul Huda yang ke- 28.

Semoga Allah menjadikan pesantren ini pesantren yang diberkahi, menjadikan para santrinya menjadi santri yang shaleh rajin beramal dan bertaqwa, para gurunya menjadi rajin berdzikir bermutu dan bertaqwa:Ya Allah! Mudahkanlah segala urusan kami, segala urusn orang tua kami, segala urusan pesantren kami, pesantren Nurul Huda selama ada langit dan di bumi. Ya Allah! Jadikanlah anak-anak kami, santri-santriat kami, guru-guru kami menjadi ahli ilmu dan ahli kebaikan, dan janganlah engkau jadikan mereka menjadi ahli kejelekan dan nifak.

Saya cukupkan sampai disini dulu, insyaallah pada kesempatan yang lain kita lanjutkan. Bukanlah perpisahan ini perpisahan yang selamanya akan tetapi perpisahan yang akan membawa kerinduan.

Wassalam wr.wb



طلب العلم
(Mencari  Ilmu)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله سبح به الكآئنات, رافع درجات أولى العلم أعلى المقامات, والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه ذوى الفضل والكرامات. وبعد:
أيها الحاضرون والحاضرات!
أقول فى ابتدآء هذه الفرصة الثمينة بأجزل الشكر والاءحترام, وفى هذه المناسبة, سأتكلم عن خطبتي تحت الموضوع: طلب العلم 
اعلموا أيها الاءخوة والأخوات! أن طلب العلم واجب وفرض عين على كل مسلم ومسلمة. سوآء كان ذكرا أو نسآء, صغيرا أو كبيرا, كما قال به رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة.
أيها االطلبة!
ومن هذا الحديث الشريف, نستطيع أن نستنبط بأن العلم أمر مهم فى حياتنا. نحن من الاءنسان قد أكرمه الله لنا العقل, حتى نستطيع أن نتصور سآئر المخلوقات. هو الذى يفرق بينناوبين الحيوان وحتى الملآئكة, والجن وغيرهم.وبالعلم ايضا, فضل الله بني أدم بعلو درجات أولى العلم على سآئر غيره, كما قاله: يرفع الله الذين أمنوا والذين أوتوا العلم درجات.
أيها المستمعون والمستمعات!
أن طلب العلم لا يحدد به الأماكن والأوآن, ولآ مدن أو بلدانا,لأن الهدف الأقصى لحيات الناس ليس الا لنيل السعادة الدنيوية والأخروية. ولا يمكن للناس ان ينال السعادة الا به, سواء كانت سعادة الدنياوي أو السعادة الأخروي. لذالك, من كان يريد أن يكون سعيدا فى دنياه, فوجب عليه أن يجتهد فى طلب علمه. كمن يريد أن يعرف الكمبيوتر أو الهواتف المحمولة مثلا, فلزم عليه أن يتعمق فى علم الاءلكترونى. فكيف الناس الذي يريد سعادة الأخرة, ولكن يتكاسل فى طلب علم الأخرة..؟؟؟
بالصراحة, أن الأجيال فى يومنا رجال غده فى الآجال, فلزم على كل طالب العلم أن يشدد وأن يجاهد فى طلب علمه. فقد قال النبي فى حديثه: من أراد الدنيا فعليه بالعلم, ومن أراد الأخرة فعليه بالعلم, ومن أرادهما فعليه بالعلم.(صدق رسوله الأمين) 
أيها الحاضرون والحاضرات رحمكم الله!
ربما كفيت هنا خطبتي, ان وجدتم مني الصواب فاءنما هي من فضل ربنا, وان وجدتم مني الأخطآء فهي من نقآئص نفسي. وأخيرا, أقول لكم شكرا بلا غاية وحمدا بلا نهاية. و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Terjemah Pidato.
طلب العلم
 (Mencari Ilmu)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang semua mahluk selalu memujinya, yang mengangkat derajat para pemilik ilmu, shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya, pemilik segala keutamaan dan kemuliaan.
Para Hadirin dan Hadirat!
Mengawali ungkapan saya dalam waktu yang sangat berharga ini, segenap rasa terimakasih dan rasa hormat yang tak terhingga, dan dalam kegiatan ini saya akan ketengahkan perbincangan dalam pidato kali ini, dengan tema: Mencari Ilmu.
Perlu anda ketahui para sahabat dan sahabati, bahwa sesungguhnya mencari ilmu adalah sesuatu yang urgen sifatnya dan wajib hukumnya. Baik dia muslim ataupun muslimat, laki-laki maupun perempuan, remaja ataupun dewasa. Sebagaimana yang telah Rasulullah sabdakan: mencari ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim laki-laki, dan muslim perempuan.
Para Santri!
Berdasarkan hadits ini kita dapat simpulkan, bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan adalah sangat penting dalam realitas kehidupan kita. Sebagai manusia, Allah telah muliakan kita dengan rasio (akal) yang dengannya pula kita dapat mengamati perbedaan mendasar dengan makhluk lainnya. Akal itu pulalah yang membedakan kita sebagai manusia dengan hewan misalnya, bahkan dengan para malaikat sekalipun, hingga para jin dan mahluk lainnya. Dengan ilmu pula Allah akan mengangkat derajat, kedudukan, prestise dirinya melebihi manusia lainnya. Seperti firman Allah dalam Al Quran: Allah akan mengangkat mereka yang beriman, dan orang-orang yang memiliki ilmu dengan kedudukan (derajat).
Para Mustami’in dan Mustami’at!
Sungguh mencari ilmu itu tidaklah dibatasi oleh waktu dan tempat, tidak pula kota maupun belahan negara. Karena sesungguhnya esensi atau tujuan utama dalam kehidupan manusia ini, tidak lain adalah demi tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan mustahil kiranya kebahagiaan yang dicita-citakan itu dapat terwujud kecuali dengan ilmu, apakah itu kebahagiaan yang bersifat duniawi, lebih-lebih kebahagiaan yang bersifat ukhrawi.
Oleh karena itu, siapa saja yang menginginkan kesuksesan di dunia ini maka iapun wajib hukumnya mengetahui keterkaitan ilmu di dalamnya. Contoh kecil, orang yang ingin tahu tentang perangkat komputer, atau handphone misalnya maka iapun harus tahu secara detil tentang masalah yang berhubungan dengan elektronik. Lalu bagaimana jadinya, jika seseorang menginginkan kebahagian abadi kelak akhirat, padahal ia sendiri malas untuk mempelajarinya?????
Jelasnya, bahwa generasi (pemuda) saat ini adalah calon pemimpin di kemudian harinya. Maka tak ada penawaran yang lain, kecuali mereka harus fokus dan berdedikasi tinggi dalam mencari ilmu. Nabi telah bersabda dalam haditsnya: Barang siapa yang menginginkan dunia, maka ia harus berilmu. Siapa saja yang memimpikan akhirat, maka iapun wajib berilmu. Dan barang siapa yang mengharapkan keduanya (dunia dan akhirat), maka ia harus berilmu. (Benarlah perkataan Rasulullah yang terpercaya).
Para Hadirin dan Hadirat yang dirahmati Allah!
Saya kira cukup sekian pemaparan yang dapat saya kemukakan dalam pidato ini, jika anda temukan banyak terpercik kata-kata mengandung nilai kebenaran, semuanya tak lebih adalah karena anugerah Allah semata. Namun jika di sana-sini masih tersimpan banyak kekurangan, semua itu adalah karena ketidaksempurnaan dan kelemahan diri yang saya miliki.
Yang terakhir, segenap syukur tak terhingga, segala puji tiada batasnya. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.