10 Masjid Bersejarah Di
Indonesia
Sepuluh Masjid
Bersejarah di Indonesia yang patut dikunjungi di Bulan Ramadhan.
Salah satu alternatif wisata Ramadhan untuk para traveller adalah mengunjungi
masjid-masjid bersejarah di Indonesia. Meski banyak sekali masjid yang sudah
lama berdiri dan penuh dengan sejarah, TripTrus menyajikan sepuluh masjid yang
paling terkenal di Indonesia.
1. Masjid
Raya Baiturrahman
Masjid
yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612. Ada juga yang
mengatakan bahwa masjid ini dibangun di tahun 1292 oleh Sultain Alaidin
Mahmudsyah. Pada zaman penjajahan Belanda, masjid ini sempat dihancurkan di
tahun 1873. Namun Belanda memutuskan untuk membangun kembali masjid ini di
tahun 1877, sebagai permintaan maaf atas dirusaknya bangunan masjid yang lama.
Pembangunan kembali masjid baru mulai dilaksanakan pada tahun 1879. Masjid ini
selesai dibangun pada tahun 1883 dan tetap berdiri hingga sekarang. Pada saat
bencana Tsunami di tahun 2004, Masjid Raya Baiturrahman tidak mengalami
kerusakan sedikitpun dan jadi tempat mengungsi para korban gelombang Tsunami
terbesar di dunia itu.
2. Masjid
Raya Medan
Masjid
yang juga dikenal dengan nama Masjid Al-Mashun ini dibangun pada tahun 1906 dan
selesai pada tahun 1909 oleh Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam. Kemegahan
masjid ini memang disengajakan oleh Sultan, yang menganggap masjid ini harus
lebih megah dari istananya, Istana Maimun. Sebagian bahan bangunan untuk masjid
ini diimpor dari luar negeri, seperti marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia
dan Jerman, dan kaca patri dari Cina, dan lampu gantung dari Prancis. Arsitek
Belanda yang merancang masjid ini, JA Tingdeman merancang bangunan ini dengan
corak bangunan Maroko, Eropa, Melayu, dan Timur Tengah.
3. Masjid
Raya Ganting
Menurut
sejarah, masjid ini awalnya dibangun pada tahun 1700. Namun bangunannya
beberapa kali dipindah sampa pada akhirnya berada di daerah Ganting, kota
Padang, Sumatra Barat mulai tahun 1805. Atapnya yang berbentuk persegi delapan
itu dibuat oleh para pekerja etnis Cina yang membantu mengembangkan bangunan
ini, setelah Belanda menambahkan bangunan masjid ini sebagai kompensasi
digunakannya tanah wakaf untuk jalur transportasi pabrik semen Indarung ke
Pelabuhan Teluk Bayur. Masjid ini juga tetap kokoh dan tidak mengalami
kerusakan pada saat dilanda gempa dan Tsunami di tahun 1833. Presiden Pertama
Indonesia, Bung Karno, juga pernah mengungsi ke masjid ini sebelum diasingkan
ke Bengkulu di tahun 1942.
4. Masjid
Istiqlal
Masjid
terbesar di Asia Tenggara ini diprakarsai oleh Bung Karno pada tahun 1951.
Diarsiteki Frederich Silaban, masjid ini baru mulai dibangun pada tahun 1961
dan merampungkan pembangunannya pada tahun 1978. Nama masjid ini diambil dari
bahasa Arab yang berarti “Kemerdekaan.” Bangunan yang ditetapkan sebagai masjid
negara Indonesia ini menjadi pusat perayaan berbagai acara agama umat Muslim
seperti Iedul Fitri, Iedul Adha, Maulid Nabi Muhammad, dan Isra’ Mi’raj. Masjid
ini mampu menampung hingga 200 ribu jamaah yang bisa memenuhi satu lantai dasar
dan lima lantai di atasnya. Masjid Istiqlal dibangun di atas reruntuhan
bekas benteng Belanda, benteng Prins Frederik – yang didirikan pada tahun 1873.
5. Masjid
Agung Banten
Masjid dengan
atap bangunan yang menyerupai pagoda ini dibangun oleh arsitek Cina bernama
Tjek Ban Tjut pada masa pemerintahan sultan pertama dari Kesultanan Banten,
Sultan Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati di tahun 1560. Di sisi
utara dan selatan masjid ini terdapat makam kuno para sultan Banten dan
keluarganya. Sementara, menara masjid yang tingginya 24 meter, terdapat di sisi
timur dan menjadi atraksi bagi para wisatawan karena keunikan bentuk
bangunannya. Menara itu dibangun oleh arsitek Belanda, Hendrik Lucasz Cardeel.
Cardeel juga membangun bangunan khusus di sisi selatan masjid yang dulu
digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan berdiskusi.
6. Masjid
Agung Cirebon
Masjid
yang juga dikenal dengan nama Masjid Agung Kasepuhan dan Masjid Agung Sang
Cipta Rasa ini diprakarsai pembangunannya oleh Sunan Gunung Jati dan diarsiteki
oleh Sunan Kalijaga. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1480, di masa
penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Berlokasi di kompleks Keraton Kasepuhan
Cirebon, Jawa Barat, masjid ini mempunyai keunikan berupa sembilan pintu untuk
masuk ke ruangan utama, yang melambangkan Wali Songo. Di bulan Ramadhan, sumur
air Banyu Cis Sang Cipta Rasa selalu ramai dikunjungi oleh peziarah yang
meyakini air dari sumur itu mampu mengobati berbagai penyakit. Masjid Agung
Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Sunan Gunung Jati.
7. Masjid
Menara Kudus
Sunan
Kudus mendirikan masjid di kota Kudus pada tahun 1549 dengan menggunakan batu
pertama dari Baitul Maqdis, dari Palestina. Bentuk menara yang mirip dengan
bentuk candi menunjukkan percampuran pengaruh agama Hindu dan Budha, seperti
cara Sunan Kudus menyampaikan ajaran agama Islam agar lebih mudah dimengerti
oleh penganut agama Hindu dan Budha pada masa itu. Menara masjid ini dibangun
tanpa menggunakan semen sebagai perekatnya dan dihiasi oleh 32 piring biru yang
berhiaskan lukisan.
8. Masjid
Agung Demak
Raden
Patah, raja pertama dari Kesultanan Demak, beserta para Wali Songo mendirikan
masjid ini di tahun 1466. Masjid Agung Demak diselesaikan pembangunannya pada
tahun 1479. Bangunan induk masjid ini ditopang oleh empat tiang utama yang
bernama saka guru. Uniknya, salah satu dari tiang utama tersebut terbuat dari
serpihan kayu, dan dinamakan saka latal. Di samping masjid ini terdapat Museum
Masjid Agung Demak yang menampilkan berbagai koleksi unik masjid, seperti beduk
dan kentongan yang dibuat oleh Wali Songo, kitab tafsir Al-Qur’an Jus 15-30
tulisan tangan Sunan Bonang, sepotong kayu dari saka latal yang diambil oleh
Sunan Kalijaga, dan lain-lain.
9. Masjid
Sunan Ampel
Di tahun
1421, Sunan Ampel bersama dua sahabatnya, yang dikenal dengan Mbah Sholeh dan
Mbah Sonhaji, mendirikan Masjid Ampel. Bangunan seluas kurang lebih 2 km
persegi itu memiliki keunikan berupa 16 tiang kayu setinggi 17 meter dengan
diameter 60 cm. Tiang-tiang dari kayu jati itu tidak terbuat dari sambungan
kayu dan sampai sekarang tidak diketahui bagaimana cara mendirikan tiang
tersebut. Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, lokasi Masjid Sunan Ampel, tiap
harinya dipenuhi oleh wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Ampel di sekitar
halaman masjid. Di kompleks pemakaman masjid itu juga terdapat makam salah satu
pahlawan nasional, KH Mas Mansyur.
10. Masjid
Kotagede
Di
Yogyakarta, selain Masjid Agung Kauman, juga terkenal Masjid Kotagede. Masjid
Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta, yang didirikan oleh Sultan Agung,
pemimpin kerajaan Mataram, pada tahun 1640. Bangunan ini dikerjakan dengan
bergotong-royong melibatkan pekerja beragama Hindu dan Budha, sehingga terlihat
pengaruh bangunan Hindu dan Budha pada masjid ini. Awalnya, Masjid Kotagede
hanya seluas 100 meter persegi, namun Paku Buwono X memperluas bangunan masjid
ini hinga mencapai 1.000 meter persegi. Di bulan Ramadhan, Masjid Kotagede
punya keunikan berupa sholat tarawih yang dilakukan pada saat jam 24.00.